Pukul satu malam, barulah kereta sampai pada stasiun yang berada di kota nagai dan sebagian mereka masih ada tertidur dikarenakan kelelahan.
"Letnan, bukannya gerbong ada enam, kenapa sekarang cuma dua?"
Gaby yang sedari awal sudah menyadari sesuatu yang salah pada tiga gerbong belakang hanya bisa menaikkan kedua alisnya lalu mengedikkan bahunya.
"Kita akan beristirahat sejenak di stasiun ini sebelum melanjutkan ke wilayah timur"
"Kita tidak memeriksa kotan nagai?"
"Kota Nagai terlalu banyak korban berjatuhan disini, saya takut kraken sangatlah sensitif dan lebih cepat bermutasi"
Azka memasuki gerbong untuk memeriksa dan ia merasa ada yang kurang dari banyaknya orang yang tidur pada gerbong tersebut, dengan perlahan azka menepuk pundak daniel untuk membangunkan daniel.
"Niel"
"Hmm"
"Bangun, kita sudah sampai dikota nagai"
Berniat hanya membangun daniel tetapi yang lain lebih dahulu bangun daripada temannya ini membuat azka menepuk kencang lengan daniel hingga akhirnya daniel terbangun.
"Lu mau tanya apa?"tanya daniel membuat azka membulatkan matanya sebab ia belum mengatakan pada daniel jika dia ingin bertanya.
Mendengar daniel yang lebih dahulu menebaknya membuat azka seketika gagu untuk berbicara sedangkan mereka yang terbangun menatap keduanya.
"Azka, kita sudah sampai?"
"Sudah, letnan. Letnan gaby sudah menunggu di stasiun karena pagi nanti kita akan menuju ke perbatasan wilayah selat dan timur yaitu kota ishi"
Cindy menganggukkan kepalanya lalu berdiri untuk keluar namun pandangan cindy terhenti pada celine yang tertidur pada pundaknya keenan.
"Apa terjadi sesuatu?"
"Tadi kraken kembali menyerang"
Jawaban dari gracio membuat cindy langsung menghampiri celine dan memeriksa tubuh celine, takut ada yanga terluka.
Celine yang tertidur seketika terganggu dengan cindy yang memeriksa seluruh tubuhnya,"letnan, ada apa?"
"Kamu ngga apa-apa?"
Bukan jawaban dari celine yang cindy dapatkan melainkan isak tangis membuat alis cindy mengerut lalu memeluk celine untuk menenangkannya.
"Niel, apa terjadi sesuatu pada mirza?" Kini azka kembali bertanya pada daniel yang masih ada disebelahnya.
Daniel berdiri dari duduknya membuat azka ikut berdiri namun azka menghadang daniel saat daniel akan memilih keluar daripada menjawab pertanyaannya.
"Niel, jawab!" Nada bicara azka mulai bergetar saat sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi tanpa ia ketahui.
Semua yang ada disana terbangun saat azka sedikit membentak daniel, aldo yang tahu kondisi daniel tak baik-baik aja pun ikut berdiri dan menghampiri keduanya yang masih saling tatap satu sama lain.
"Bang, bisa kasih waktu kami dua jam untuk beristirahat. Kami baru beristirahat loh bang"
Azka menggelengkan kepalanya lalu menarik kerah seragam daniel,"lu apakan mirza, sampai dia ngga ada disini dan kemana azran?"
"Azka, jangan paksa daniel untuk bicara. Dia baru beristirahat, tadi ..."
Belum sempat anin menjelaskan azka sudah menggelengkan kepalanya lalu memukul pipinya daniel hingga daniel terjatuh kembali pada kursinya dan kembali azka tarik kerah seragam daniel membuat daniel kembali berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MILITARY REVOLUTION
AcciónSemua tanggung jawab dan tekanan seakan menenggelamkan dan membuat sesak, sebenarnya untuk apa kita ada disini?. sampai hari ini pun kita memberanikan diri untuk terus hidup demi mencari jalan keluarnya? #Fiksi