16. STUCK WITH A FACT

44 6 2
                                    

    Hampir 1 jam berdiam diri di tengah hutan yang penuh dengan kraken membuat mereka mau tak mau harus beranjak dari tempat tersebut dan mencari tempat yang aman mengingat hari sudah gelap, terlalu sudah untuk mereka menghabisi semua kraken.

       "Kita harus pergi dari sini" ujar fendy yang kewalahan dan kurang lebih dari sedetik seusia ia berbicara, fendy dibuat kesal karena pelurunya habis.

       "Amunisi kita sudah habis?" tanya fendy pada anggotanya yang baru menyadari jika mereka memiliki keterbatasan dalam hal amunisi.

     Gino yang baru ingat, ia masih memiliki beberapa flashbang pun segera menurunkan ranselnya dan mengambil 5 buah flashbang itu.

        "Semua mundur!" teriak gino yang mulai melemparkan kelima granat jenis flash itu ke berbagai arah.

    Dan mereka yang di pindah mundur, langsung berkumpul dan menutupi telinga serta mata mereka saat benda itu meledak.

     Setelah merasa cukup untuk kabur,  satu persatu dari mereka mulai meninggalkan wilayah hutan tersebut secara hati-hati dikarenakan tinta dari Kraken hampir memenuhi jalan mereka untuk keluar dari hutan itu.

       "Saling berpegangan satu sama lain, dan jangan pernah tersentuh dengan tinta dari kraken" ujar fendy sebagai kepala barisan.

    Baru 5 menit mereka meninggalkan hutan itu, disitulah kelompok yang berpencar baru tiba.

      "Iyeu, banyak banget tinta Kraken. Pasti mereka habis perang disini" ujar chika sambil melihat ke sekelilingnya.

    Tidak hanya chika, mereka bertujuh memilih mengobservasi tempat itu terlebih dahulu sebelum menyusul.

       "Banyak peluru yang sudah di keluarkan, pasti kita sudah kehabisan stok amunisi" oceh Eli masih dengan menundukkan kepalanya melihat banyak peluru kosong yang berserakan di atas tanah.

      "Tapi tinta dari kraken?"

   Jesslyn menggelengkan kepalanya,"yang memegang bom, ada 3 di sini dan 3 di sana. Kopral dua terluka dan mereka semua hanya terfokus menembaki Kraken, kemungkinan gino lupa kalau dia bawa 5 flashbang" ujarnya menjawab pertanyaan dari muthe.

       "Oh iya, tapikan kopral dua juga bawa itu?"

    Jesslyn melirik chika sekilas lalu menggelengkan kepalanya,"lengan kopral kan terluka, apa mungkin ia bisa ingat?"

       "Memang marsha ngga bawa bom?" kini olla yang bertanya

       "Marsha sama aku, hanya membawa isi dari bom untuk merakitnya nanti" sahut Justin tanpa menoleh ke arah olla, dengan dirinya berjongkok dan menatap serius tinta dari kraken.

    Berbeda dengan mereka yang berbincang-bincang satu sama lain selama mengobservasi, freyan yang penasaran dengan satu botol kaca kecil di antara bekas-bekas kain kasa dan perekat.

    Freyan mengambil botol kaca kecil yang berisi cairan lalu memperhatikannya.

    Seolah merasa ada hal yang janggal, freyan beranjak dari berlututnya dan menghampiri muthe.

       "Muthe, apa cairan dari botol ini yang lu berikan ke kak Dhea?" tanya freyan seraya menunjukkan botol tersebut.

    Mendapatkan pertanyaan yang tiba-tiba dari freyan serta barang yang freyan tunjukkan membuat alis muthe mengkerut.

       "Kenapa lu bertanya seperti itu?"

       "Jawab aja"

    Mereka yang tadi masih random memeriksa sekitar seketika berhenti dan menatap keduanya yang kini berhadapan.

MILITARY REVOLUTION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang