Sesampainya mereka di kota gun, mereka amat dibuat terkejut saat melihat bangunan Stasiun yang sudah tidak berbentuk lagi.
"Apa kita akan ada tempat beristirahat seperti beberapa hari lalu?" Tanya Eli masih dengan memapah Dhea bersama dengan jesslyn.
Pertanyaan dari Eli membuat mereka semua yang baru saja turun dari kereta hanya terdiam saat melihat sekitar stasiun yang sudah sangat hancur itu.
"Jangan berlama disini, ayo. Kita harus tetap berjalan menuju kota shinai" Ajak fendy setelah menghampiri mereka.
Namun mereka tetap memilih diam, gracio mendekat ke arah fendy dan menatapnya sejenak.
"Sersan, tadi kamu lihat kan?. Lebih baik sekarang kita hubungi kantor pusat untuk jemput kita" Pinta gracio tetapi bukan fendy yang menolak melainkan rekannya, Keenan.
Keenan ikut menghampiri fendy dan memegang lengan gracio seraya menggelengkan kepalanya.
Melihat Keenan yang menggelengkan kepalanya membuat gracio mendengus jengkel lalu melirik tajam Keenan yang kini menatapnya.
"Langkah kita tinggal sedikit lagi, sebentar lagi kita bakal sampai ke kota shinai"
"Terus mati semua di kota shinai?" Kesal gracio membuat fendy menghela nafasnya.
"Cio, kita ini penyelamat negara. Jika bukan kita siapa lagi?" Jelas fendy berusaha agar temannya ini paham kondisi mereka sekarang.
"Dan bukannya lu ambis ya tentang segala hal? Kenapa sekarang lu malah seperti orang pengecut?"
Timpalan dari Keenan berhasil membuat gracio semakin naik pitam dan fendy semakin menghela nafasnya.
"Apa maksud lu?"
Keenan hanya menggelengkan kepalanya dan akan kembali menuju ke anggota mereka.
Namun baru saja melangkah lengannya lebih dahulu di tahan oleh gracio sehingga Keenan menghentikan langkahnya lalu menghadap ke arah gracio dan memukulnya.
Mendapat pukulan dari Keenan tentunya membuat gracio balik memukul Keenan sehingga terjadi perkelahian antara keduanya, yang tentunya membuat mereka segera memisahkan keduanya.
"Cukup!, jangan bertengkar. Apa kalian tidak lelah selalu berseteru satu sama lain? Tugas kita cuma satu, jangan di tambah!" Lerai shani berdiri di antara keduanya.
Yang mana zidan dan fendy memegangi kedua lengannya gracio, begitu juga dengan azka dan gino yang juga memegangi lengan Keenan.
"Lebih baik, kita segera melanjutkan perjalanan kita menuju ke kota shinai." Lanjut shani
Tanpa menunggu yang lain, shani mengambil ranselnya yang ia jatuhkan saat melerai gracio dan keenan.
Setelah memakai ransel dan mengambil senjatanya, shani mulai melanjutkan perjalanannya menuju kota shinai.
Mereka yang melihat shani pergi begitu saja, segera mengambil peralatan mereka dan menyusul shani begitu juga dengan gracio serta keenan.
🐙🐙🐙
Selama di perjalanan, mereka dibuat geleng-geleng kepala saat melihat banyaknya bangunan dan kendaraan yang sudah amat hancur, serta anggota tubuh orang yang berserakan di jalan.
"Do, gua boleh muntah ngga?"
Aldo yang berada di samping Asher hanya menyenggol lengan kanannya Asher,"yang benar aja den, tapi kalau lu memang sudah ngga tahan ya muntah aja pakai nanya segala"
KAMU SEDANG MEMBACA
MILITARY REVOLUTION
AksiSemua tanggung jawab dan tekanan seakan menenggelamkan dan membuat sesak, sebenarnya untuk apa kita ada disini?. sampai hari ini pun kita memberanikan diri untuk terus hidup demi mencari jalan keluarnya? #Fiksi