16

2.1K 15 0
                                    

Dokter keluar bersama dengan seorang suster di sampingnya dengan terburu-buru.

"Keluarga pasien?!"Panggil dokter membuat wanita yang sedari tadi menunduk segera mengangkat kepalanya dan berjalan menuju dokter itu berdiri.

"Saya dok, saya anaknya"jawab wanita itu dengan cepat di dampingi Asisten pribadi sang Papi yang setia mendampingi anak atasannya.

"Begini nona keadaan ayah nona kian memburuk beberapa tulang rusuknya patah dan pembuluh darah di kepala belakangnya pecah karena itu kami meminta persetujuan anda nona kami akan melakukan operasi pada ayah anda nona"jelas dokter itu.

Bagai tersambar petir wanita itu tak bisa berkata-kata beban tubuhnya terasa sangat berat hingga membuatnya terjatuh ke lantai.

Semua orang yang ada di sana buru-buru ingin menangkap sang wanita.

"Nona Ayra!"untung saja sang asisten dengan cepat menangkap tubuh Ayra dan merengkuhnya dalam pelukan hangat.

Yah nama wanita itu Ayra, Ayra adalah seorang mahasiswi fakultas model umurnya 19 tahun dan dia telah sukses menjadi model ternama walau status masih menjadi mahasiswi semester 4.

"Nona harus kuat"sang Asisten mengelus lengan Ayra dengan penuh kasih.

"Apakah nona setuju jika kami melakukan operasi kepada ayah nona jika nona setuju tanda tanganlah di kertas ini, nona harus cepat mengambil keputusan karena kondisi Pasien sedang dalam keadaan gawat jadi kami harus cepat mengambil tindakan".

Ayra melepas pelukan sang asisten lalu berdiri menghadap dokter di depannya.

Ayra mencoba untuk tegar ia menghapus air matanya lalu mengambil kertas dari dokter itu dan membubuhkan tanda tangannya.

Rani, zarah, dan akhsal yang sedari tadi melihat kejadian di depannya ikut menangis melihat keadaan gadis itu.

Sedangkan Harun menampilkan wajah cemas, dan farel masih tetap dengan ekspresi datarnya walau di dalam hatinya sedang kacau melihat keadaan seseorang yang telah di tabraknya.

"Dok lakukan yang terbaik untuk teman saya"ujar Harun yang telah berdiri di samping ayra.

"Baik pak kami akan mengerahkan seluruh tenaga kami untuk menyelamatkan pasien".

"Permisi"lanjut dokter kemudian berbalik kembali masuk ruangan itu.

Harun kembali duduk di samping sang istri anak dan menantunya untuk menenangkan sang istri sedangkan farel tetap berdiri.

Ayra membalik tubuhnya lalu menatap tajam kepada farel yang berdiri tidak jauh darinya.

"Kau....."Ayra menunjuk farel.

"Saya tidak akan mengampunimu jika terjadi sesuatu pada Papi saya".

"Saya akan mencoblos kan mu ke penjara"Ayra menatap tajam wajah farel yang datar tanpa ekspresi sedikitpun.

"Dan saya akan menerima konse kuensinya"balas farel tegas sambil membalas tatapan tajam Ayra dengan tatapan tak kalah tajam.

"Dek..."Rani terkejut mendengar pernyataan farel dan Ayra ia ingin menghentikan farel berbicara tapi lebih cepat Harun mencekal sang istri.

"Jangan mah.. biar farel yang menanganinya dia sudah dewasa kita harus percaya pada anak kita" tutur Harun mengelus lengan Rani.

Akhirnya Rani pasrah dengan keputusan yang di ambil farel.

"Cih!!"Ayra berdecih mendengar jawaban farel lalu kembali duduk di kursi tunggu di ikuti asisten papinya yang juga ikut duduk di sampingnya.

****

AkzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang