8

5.6K 53 0
                                    

"Assalamualaikum Mi,Pi maaf Ara baru bisa datang, Mi Pi kalian bahagiakan di sana hehehe pasti bahagia dong"zarah berbicara dengan sesekali menyeka air matanya yang entah bagaimana bisa terjatuh.

Akhsal di sampingnya menguatkan dengan mengusap-usap lengan zarah "Assalamualaikum Mi Pi kenalin aku akhsal suami dari anak jutek kalian".

"Kak ih"zarah menabok paha akhsal karena masih sempat-sempatnya bercanda.

"Hehehe bercanda yang, Mi Pi akhsal janji sama kalian bakal selalu bahagiain anak kalian akhsal akan memenuhi semua keinginan anak kalian karena akhsal sungguh mencintai anak kalian".

Air mata zarah seketika merembes keluar mendengar ucapan akhsal apalagi setelah mengucapkan itu akhsal mencium tangannya dengan lembut.

"Hai yang sudah dong, kok malah nangis nanti mirip kekey loh"akhsal mengusap air mata zarah dengan kedua tangannya lembut.

"Sembarangan.."zarah menabok paha akhsal sekali lagi, ia tidak habis pikir dengan akhsal yang terus menerus menggodanya tanpa liat backround.

"Mi Pi Ara sekarang udah ada keluarga, keluarga yang sayang banget sama Ara, jadi kalian jangan sedih di sana yah karena disini Ara udah gak kesepian lagi"ucap zarah "eh kok malah nangis".

"Hiks hiks cerita kamu sedih Ra huuaaa"tangisan aksal kian mengeras membuat membuat mereka jadi pusat perhatian oleh peziarah lainnya.

"Ka-kamu ka hiks Sian Ra"ucap akhsal tersedu-sedu "Huaaa".

"Iya sedih kalau gitu pulang yuk, kami pulang dulu Mi Pi Assalamualaikum" zarah lalu berdiri menarik tangan akhsal agar mengikutinya berjalan ke mobil.

***

"Udah dong sal kita kan mau pulang" zarah di buat frustasi dengan tingkah akhsal yang di luar nalar, prediksi, dan angkasa.

'Bisa-bisanya dia menangis melebihi aku yang notabennya anak dari almarhum almarhuma itu pula hanya karena cerita singkat darinya' pikir zarah.

Zarah di buat menyesal karena telah menceritakan kisah singkatnya karena sampai saat di mobil menuju pulang pun akhsal masih sesekali segukan.

"Udah yah nangisnya, nanti kita nabrak loh kalau kamu nangis terus" niat zarah memperingati malah membuat akhsal semakin nangis kejer.

"Huaaa kok bi hiks lang gitu hiks sih Ra huaa" tangisan akhsal semakin kencang untung saja ia masih stabil menyetir walaupun dalam keadaan mengangis.

"Kamera mana kamera"zarah celingukan seolah sedang mencari kamera tersembunyi"nyerah nyerah gue gak kuat" lalu mengangkat tangannya dan melambai- lambaikanya seolah ia sedang berada di salah satu acara uji nyali.

*
*
*

"Maaaa kakak dateng"akhsal menerobos masuk rumah utama menuju ruang keluarga tempat biasanya merka berkumpul.

Harun dan Rani yang mendengar suara teriakan anak sulungnya seketika saling menatap.

"Sayang sebentar lagi"ucap Harun.

"Gantinya udah siapkan mas?"tanya Rani.

"Dalam perjalanan yang"jawab Harun.

"Kita hitung sama-sama yang"sambung Harun mendapat anggukan kepala dari Rani.

Dengan bertatap wajah dan berpegangan tangan Harun dan Rani berhitum"satu.. dua.. ti-"

Pyarr

Aaaaaaa

Zarah menutup telinganya ketika mendengar suara melengking akhsal dari dalam rumah"cobaan apa lagi ini ya Tuhan"gumam zarah mempercepat langkahnya memasuki rumah mertuanya.

AkzaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang