04. Menjahili Bayi Besar

4.2K 291 4
                                    

Happy Reading!!
Typo tandai seng🙌🏻
CW/TW HARSH WORD/ KATA KASAR‼️

" Apaan sih liatin Xeon mulu, takut tau." Xeon berucap dengan gugup.

" Kenapa memangnya jika kami semua melihatmu? bukankah ini hak kami sendiri, kami juga tidak meminjam matamu untuk melihat." ucap Kenan dengan nada ketusnya.

" Ya tapi kan yang kalian lihat Xeon, kalau kalian makan Xeon gimana? secara kan kalian sebel sama Xeon, hush...hush pergi sana." Xeon berucap seraya memonyongkan bibirnya untuk mengusir mereka.

" Wah ide bagus, bagaimana kalau kau di gulai saja. Bukankah itu terlihat lezat, apalagi dagingmu masih lembut." ucap Vero menggoda Xeon dengan menyeringai.

Mata Xeon terlihat berembun dan hidungnya kembang kempis seperti anak kecil yang sedang menahan tangis, semua orang yang ada disitu seperti akan meledakkan tawa tetapi mereka ingat untuk menjaga image mereka.

" hiks..." suara isakan terdengar jelas di pendengaran mereka, Naren memandang Xeon yang menangis karena ulah adiknya. Sebenarnya dia tidak tega melihatnya apalagi tangisan itu semakin mengeras seiring keheningan yang terjadi di ruangan itu.

" Jangan makan Xeon, daging Xeon alot soalnya masih kecil hiks. " perkataan Xeon semakin membuat Kenan gencar untuk menggoda pemuda kecil itu.

" Oh ayolah. Bukankah dagingmu itu bisa di presto agar lembut, malah kudengar daging muda lebih lembut daripada daging yang sudah tua." ucap Kenan disertai tawa kecil.

" Berhentilah menggodanya Vero. Sekarang bagaimana keadaanmu sekarang Xeon?" tanya Naren terselip sedikit rasa khawatir pada ucapannya itu.

" hiks, Xeon bakal kasih tau keadaan Xeon tapi janji jangan di masak ya..." Xeon mengulurkan jari kelingkingnya kepada Naren, was-was takut dirinya benar akan dimasak oleh abangnya Varo.

Naren dengan ragu menautkan jari kelingkingnya ke jari gembul nan kecil milik Xeon. Setelah kelingking keduanya bertemu jantung Naren tidak baik-baik saja, seakan ada ribuan bunga yang mekar dalam hatinya.

" hm, saya sudah berjanji sekarang bagaimana keadaanmu?"

" Xeon cuma pusing karena kelelahan aja, lagian kalau Xeon mati juga kalian bakal seneng kayanya." Xeon berucap dengan nada menggebu-gebu, tanpa sadar keempat pria yang ada di sana mengeraskan rahang mereka. Mereka memang benci tapi tidak untuk anak itu pergi selamanya dalam hidupnya.

" Berhentilah melantur Xeon, tidak ada yang akan pergi dan kamu tidak akan pergi kemana-mana." akhirnya Jemian membuka suaranya.

" Ngapain Xeon melantur... malah seneng kalau mati bisa cepet-cepet ketemu Mommy terus bisa deh di sana aja sama Mommy bahagia terus, ga kaya disini sumpek." tanpa sadar Xeon mengucapkan sedikit keluh kesahnya kepada mereka semua.

" BERHENTILAH BERBICARA XEON, ABANG TIDAK AKAN MEMBIARKANMU PERGI KEMANAPUN." Wiliam menaikkan oktaf nadanya kala mendengar ucapan Xeon, rasanya dia tak rela bagian keluarganya hilang lagi dari bagian hidupnya.

" Sudah lah bang, ini semua juga karena kita. Jangan munafik, mungkin dia sudah lelah dengan kita selama ini." Naren berucap dengan nada menyesal terlihat dari raut wajahnya.

" Diem kalian anjing, mending gue tidur lagi daripada denger kalian ngoceh." entah mengapa mood Xeon cepat sekali berubah seperti kacang hijau yang mudah sekali tumbuh.

Tanpa dia sadari atmosfer di ruangan semakin suram dan wajah mereka semua semakin menggelap. Semua bodyguard di ruangan itu sudah waspada dengan apa yang akan tuan mereka lakukan.

tbc

Xeon AfrielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang