Bagian 14

513 80 18
                                    

Sepulang Aran dari panti, ia kembali ke apartemennya. Berbaring dengan perut yang kosong karna sejak siang ia belum mengisi perutnya.

Suara notifikasi dari ponsel Aran terdengar, senyumnya mengukir tipis saat nama Shani yang tertera disana.

"Udah makan?" Pertayaan singkat itu mampu membuat hati Aran dipenuhi rasa bahagia

"Belum, tadi dikantor gak sempat"

"Maaf" balas Shani

Aran menaikkan kedua aslinya membaca kata 'maaf' itu.

"Gak papa sayang bukan kamu yang salah"

"Aku kirimin kamu makanan ya, tadi kamu pulang masakkannya belum jadi"

"Makasi Shan, I love you more"

Shani hanya membalasnya dengan emoticon senyum. Aran sudah mulai memahami kebiasaan Shani dan sikap malu-malunya. Entah mengapa semua yang ada pada Shani mampu buatnya jatuh cinta. Aran berharap bisa segera hidup bersama Shani.

Setengah jam berlalu kurir yang mengantar makanan tiba namun Aran harus turun kebawah mengambil makanannnya.

"Makasih ya mas" ucap Aran pada sang kurir

Aran menatap balon berbentuk bung yang dijual disebrang jalan. Aran tersenyum melihat balon" itu, ia berlari menghampiri sipenjual.

"Pak berapa semua?"

"Hah? apa mas?"

"Berapa semua Pak?"

"Rp. 300.000., mas"

"Balon yang bentuk bunga itu tinggal 1 Pak?"

"Iyaa mas saya gak dapat banyak kemarin"

"Yaudah Pak yang itu di kasih nama sama kata-kata ya pak"

"Baik, namanya siapa mas?"

Aran berpikir sebentar untuk tulisan apa yang ia ingin tempelkan dibalon itu.

"Shani,I Love you" kata Aran

"Aduh bahasa inggirs, bapak gak ngerti mas"

"Yaudah biar saya yang tulis Pak"

Aran mengambil spidol dan kertas itu, ia menulis kalimat cinta dengam sebuah senyuman dibibrnya. Tak berapa lama, Mirzan dan Zean datang menghampirinya.

"Tolong bawa ke panti ya"

"Semua?" tanya Zean

"Iya, sekalin buat anak-anak panti. Ini untuk Shani"

Mirzan dan Zean tertawa kecil. Sahabatnya ini benar-benar telah kembali seperti dulu.

"Lu gak kepanti?" tanya Mirzan

"Shani lagi gak mau ketemu gue"

"Oh lagi marahan ceritanya" Goda Mirzan

"Ya begitulah"

Semua balon-balon itu dimasukkan kedalam mobil Mirzan. Zean dan Mirzan berpamian langsung menuju panti. Syukurnya Aran memiliki kedua sahabatnya itu.

Semua anak-anak panti begitu senang mendapatkan hadiah balon dari Aran. Zean berjalan kearah Shani sambil membawa balon yang Aran pilih untuk Shani. Zean membalik balon itu agar Shani dapat melihat tulisan dari Aran.

"Shani, I Love You" Shani tersenyum membacanya

"Makasih Ze"

"Makasihnya sama Aran aja Ci, ntar anaknya pundung"

"Maaf ngerepotin kalian"

"Gak sama sekali Shan, Zean emang lagi minta temanin main kesini"

"Oh ya?"

MenantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang