III - KUPHAK

3K 245 37
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di antara ratusan ribu yang hadir, di atas mimbar terdapat sebuah cawan, berisikan air dingin dengan dingin yang sukses membuat sekujur tubuh menggigil bahkan sampai seisi ruangan terasa membeku.

Tercekat, menyaksikan relikui di dalam cawan suci itu bisa mengendalikan segala hal yang ada di dalam ruangan tersebut.

Lima jumput potongan kuku, dari kelima jari, panjang dan tajam, berwarna putih bersih tanpa bernodakan sedikit pun kehinaan.

"Aku akan bersumpah! Seandainya kekacauan seperti ini kembali terjadi, maka bakarlah cawan bersama kuku milikku di dalamnya! Habisi aku dan aku merelakan berkorban atas segala kekacauan dan dosa yang telah terjadi!!"

Ternyata cawan itu merupakan sebuah jaminan, mengorbankan bagian tersuci di dalam diri untuk menjaga keselamatan, kedamian dan kesejahteraan tetap terjalin.

Semua orang mengangguk untuk menyetujuinya, semilir dingin secara perlahan menghilang, bersama dengan satu per satu lima biji kuku itu yang terlihat sirna, melebur menjadi butiran kecil selayaknya gula yang terlarut di dalam air. Pertanda bahwa sumpah yang telah diucap dan dikumandangkan oleh sang empunya telah terikat.

Menyatu, terhantarkan di atas langit dengan ribuan mata yang menyaksikannya secara langsung.

Dari sana, perubahan itu terjadi.
Dunia baru, peraturan baru, dan segala tatanan baru yang tidak dinikmati sama sekali oleh satu entitas yang sejak tadi hanya memandang dalam lengangnya lamunan.

"Aku akan melakukannya. Menghancurkan, mengacaukan segalanya."

Bergumam penuh dendam dan rasa tidak suka.
~

"Jangan mencari masalah, Kap sedang sensitif sekarang!" Haneul marah, dia yang biasanya ceria dan banyak senyum siang ini terlihat sangat mengerikan dengan banyaknya kerutan di dahi. Namun ketahuilah bahwa raut wajah dan emosi Haneul kali ini tidak lebih buruk dan seujung kukupun dari amarah yang telah dikuarkan oleh Mark dari sejak pagi.

"Apa?! Aku hanya menawarkan makan siang, dia belum makan apapun sejak semalam! Makan malamnya utuh, lalu sejak pagi sudah mengamuk, marah dan menghardik siapapun yang membuat kesalahan, sekecil apapun tanpa mau pandang bulu! Kau pikir amarah besar tidak membutuhkan tenaga apa? Dia harus makan dan butuh makanan!" Sohee membalas bentakan Haneul dengan tidak kalah keras.

Haneul kikuk, dia cukup ahli berdebat, dan itulah alasan Mark memberinya julukan sang negosiator terbaik di kapal ini. Akan tetapi sering tiba momen dia akan kalah dalam perdebatan jika dirasa lawan-lawannya terlalu kuat, agresif, dan mengancam, seperti Soohyuk. Dia sering kalah dari si mualim satu tersebut.

GOLD DUST UNDER THE SEA {MARKHYUCK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang