X - RELUNG JIWA

4.5K 291 33
                                    


Haechan menyadarinya, lelaki bernama Soohyuk ini jelas tidak menyukainya bahkan secara terang-terangan dan terbuka memberikan sikap tidak bersahabat, cenderung benci, dan Haechan selalu merasa sedikit sakit hati jika Soohyuk juga sudah mulai kelua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Haechan menyadarinya, lelaki bernama Soohyuk ini jelas tidak menyukainya bahkan secara terang-terangan dan terbuka memberikan sikap tidak bersahabat, cenderung benci, dan Haechan selalu merasa sedikit sakit hati jika Soohyuk juga sudah mulai keluar kalimat pedas yang sama sekali tidak terdengar menyenangkan itu.

"Biarkan saja, mualim satu milik Kap, dan kesayangan Kap itu memang sangat menyebalkan. Dia dari dulu memang begitu, jangan terlalu dibawa perasaan." Sohee berkata seakan dia telah mengenal Soohyuk begitu lama, mungkin karena memang sudah terbiasa -faktor sudah sering menghadapi segala kepedasan ucapan yang dikatakan. "Abaikan saja nanti juga lupa." Imbuhnya sembari menata rambut, menyisir pelan sebelum menggulungnya tinggi.

Meski Sohee sudah menenangkan namun Haechan tidak terlalu menyimak dengan baik, raut wajahnya dingin dan memancarkan banyak kebencian.

"Tidak, ini berbeda. Jelas jika padaku dia lebih-lebih benci. Aku tahu itu." Haechan melipat tangan, memandang ke luar melalui kaca jendela kamar yang pagi tadi baru dibersihkan oleh Haneul sampai mengilap tanpa sedikit pun noda.

"Daripada pusing memikirkan itu, bagaimana jika kita saling berbagi cerita saja? Kita harus bisa saling mengenal dengan baik, usiaku tahun ini dua-delapan tahun. Kau?" Selesai menata rambut Sohee beralih untuk mengurus kukunya, mengoleskan cairan pewarna kuku yang ia buat dari campuran tumbukan daun pacar dan getah pada batang tumbuhan legum, menciptakan warna dengan pigmen tinggi yaitu merah terang yang bersinar.

"Usiaku baru dua belas tahun."

Sohee membulatkan mata.

"Ha!!" Terkejut luar biasa.

"Dikalikan empat. Dua belas untuk usia bawah laut, sedangkan untuk usia daratan, aku hampir lima puluh tahun."

Sohee menganga, "sampai berapa lama usia seorang siren bertahan?"

"Tidak tahu, tapi kebanyakan bisa sampai ribuan tahun usia lautan. Kita memang cukup kekal." Jawab Haechan.

"Kau lebih nyaman memakai usia lautan atau darat?"

"Lautan, aku berasal dari sana." Haechan merasakan tangannya ditarik, ia heran dengan apa yang akan dilakukan oleh wanita itu. "Kau mau apa?" Memicing tidak suka ketika tangannya diusap-usap oleh Sohee, gelagat yang mencurigakan.

"Kita pakai pewarna kuku, lihatlah. Kukumu bagus dan cantik sekali! Jadi akan semakin cantik jika diberi pewarna." Sohee selesai dengan kukunya sendiri sehingga ia mulai beralih untuk mewarnai milik Haechan. "Karena kau lebih suka memakai usia lautan, jadi di sini anggap saja usiamu dua belas tahun, uh kau masih anak kecil ya." Sohee mencubit pipi Haechan.

"Hei!" Haechan tidak suka.

Sohee hanya terkekeh kemudian mengucapkan maaf, kalimat sekilas semata karena berikutnya ia kembali bertingkah dengan sesuka hatinya lagi. Mewarnai kesepuluh jari tangan milik Haechan. Cantik sekali, dan nampak senada dengan bibir sewarna darah yang dimiliki oleh Haechan.

GOLD DUST UNDER THE SEA {MARKHYUCK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang