XVII - KIRANA DALAM LARA

2.6K 223 29
                                    

Ketika purnama tiba, mereka semua telah kembali mengarungi lautan bersama Hudash

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika purnama tiba, mereka semua telah kembali mengarungi lautan bersama Hudash. Dengan perut besarnya, sudah membuncit dan langkah kaki yang mulai tertatih, tapi beruntung sekali Mark tidak pernah mengizinkannya untuk menapakkan kaki di permukaan, pria itu selalu menggendong tubuhnya.

Haechan senang saja, memang siapa yang tak senang ketika diri tidak perlu bersusah-payah mengeluarkan tenaga, hanya terima beres dan terlayani dengan sangat baik.

Tapi tahukah bahwa terkadang ada kalanya Haechan juga bisa .merasa sedikit terbebani dengan seluruh afeksi dan perhatian yang Mark berikan kepadanya. Itu terlalu berlebihan, seringnya membuat jantung berdebar bahkan ia pernah sampai merasa sedikit salah tingkah karena pria itu.

Untung saja Haechan tipe orang yang cukup mudah mengendalikan diri, alias ia tidak mau terlalu terbawa perasaan. Takutnya, ketika ia telah hanyut kepada Mark nanti, pria itu akan datang untuk membawa luka. Sekadar ingat bahwa dia di sini hanya dimanfaatkan oleh pria itu saja sudah cukup untuk membuatnya merasa resah.

Saat ini pria itu bisa berlaku baik, kelewat perhatian karena memang ada yang bisa dimanfaatkan di dirinya. Tapi bagaimana jika kelak ia sudah tidak berguna, dan terkesan merepotkan, maka  Mark pasti akan langsung membuangnya. Petaka besar jika di momen itu dia malah sudah terlanjur terbawa perasaan.

Tidak perlu ditebak lagi, hatinya akan hancur, dan sakit yang ia dapatkan akan terasa sangat luar biasa bagai tiada penawar. 

Itulah pentingnya sejak awal harus senantiasa menjaga hati, tidak usah menanggapi afeksi dari Mark dengan menggunakan hati.

"Kau akan berenang lagi?" Tanya Haechan, melirik sejenak sebelum kembali fokus dengan kegiatannya.

"Tidak. Aku akan, anggap saja menikmati pesakitan ini untuk yang terakhir kalinya jadi aku tidak akan berenang atau apa pun. Hanya diam dan menikmati sakit ini."

Haechan duduk tenang dengan kesibukan di tangan, rambut tercepol berantakan dengan sedikit helai yang masih tergerai, bergerak bebas tersapu angin sampai membelai pipi dengan sangat lembut.

"Jika kau kesakitan, apa ada yang perlu aku lakukan?" Haechan tengah sibuk melipat kertas, sebuah seni yang ia pelajari dari Sohee dan sekarang tengah berusaha untuk ia kembangkan karena ia bingung harus melakukan apa jika sedang bosan.

Perutnya makin besar padahal hanya berlalu dalam hitungan hari saja, tapi Haechan merasa setiap kali ia menghisap darah Mark maka perutnya -bayinya lebih tepatnya, akan tumbuh semakin besar dengan lebih cepat. Membuatnya menjadi semakin sulit bergerak saja.

Ia tidak berdusta, dalam keadaan perut besar begini, ingin melakukan apa-apa yang memakan banyak tenaga, sudah mustahil untuk dilakukan. Itulah kenapa ia merasa sangat bosan, sering melamun dan berakhir melakukan hal tidak jelas apa saja yang bisa menghilangkan perasaan bosannya ini.

GOLD DUST UNDER THE SEA {MARKHYUCK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang