XVI-BAHTERA

2.4K 261 55
                                    

Detak jantungnya berdentum secara tidak wajar, lebih cepat dan memburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Detak jantungnya berdentum secara tidak wajar, lebih cepat dan memburu.

"Jangan bangun."

Itu suara yang bisa ia dengar dengan jelas. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia tidak sadarkan diri, akan tetapi dia tahu bahwa ketidaksadaran dirinya ini berkaitan dengan wanita yang tengah meniupkan bisikan itu pada telinganya.

"Mark sayangku, maaf untuk kegaduhan tadi, tapi tenang saja tidak lama lagi akan aku habisi wanita berisik yang berusaha ingin ikut campur itu."

Mark tidak lantas keluar seringai untuk kalimat yang baru saja diucapkan oleh wanita itu. Mungkin wanita itu mengira bahwa ia masih berada dalam pengaruh sihir yang diucapkan oleh sosok itu dari sejak lama. Ia sudah lepas dari pengaruh sihirnya, keadaan tubuhnya pun sudah berada dalam kondisi terbaik, alias dia percaya diri untuk menyebut bahwa dia telah sembuh secara sepenuhnya.

Perdebatan antara Sohee dan Chaeyeon pun dapat didengar oleh Mark. Mark menghafal, sangat hafal dengan suara Sohee, sementara tidak ada klu sama sekali untuk si wanita penyihir itu, Mark merasa belum pernah mendengar suaranya satu kalipun.

"Jika purnama sudah tiba nanti, aku yakin jika siren sialan itu sudah mati. Di saat itu, barulah aku akan berhenti dan menghapus sihirku. Namun untuk sekarang, maaf ya, sayangku. Tetaplah tidur dan temani aku." Chaeyeon tersenyum senang, ia kembali membawa tangan Mark ke dalam genggaman dan mengusap-usap punggung tangannya sayang.

Chaeyeon sudah cukup lama hidup menjadi duyung, di antara ribuan tahun yang telah ia lalui, jujur saja baru kali ini ia merasakan dadanya berdebar sangat keras, kegirangan luar biasa hanya karena seorang pria. Tapi Chaeyeon tidak bisa menahan hasratnya, tidak ada duyung maupun siren pria yang memikat hatinya, apalagi siren pria yang sebagian besar memang sedikit pemaksa bila sudah jatuh cinta pada kaum duyung.
Dan seandainya dia adalah duyung yang masih bau kencur maka jelas ia tidak akan mampu melawan dan menghindar dari kejaran siren serta duyung menjijikkan yang sering kebelet kawin itu.

"Menurutmu, apa cara terbaik yang bisa aku pakai untuk membunuh wanita menyusahkan itu, haruskah aku memakai sihirku? Atau lakukan secara terang-terangan saja?" Chaeyeon beralih dari tangan Mark, ingin menyentuh wajah tampan itu, wajah dengan gurat tegas, garis rahang yang tajam, tulang pipi yang naik, tampannya..."atau apakah perlu kita bant-"

"Atau apakah kau berminat untuk mati duluan?" Mark bangun, ia manautkan kedua alisnya. Mencekal tangan Chaeyeon yang berniat untuk menyentuhnya.

"-oh!" Chaeyeon nampak terkejut. Ia tahan tangannya, tidak berusaha untuk berontak karena dia yakin Mark sebentar lagi akan menghempaskan tangannya.

"Kau duyung yang waktu itu?" Memang benar Mark membuang tangan Chaeyeon, menghempaskannya kasar tanpa terlihat peduli apakah Chaeyeon akan kesakitan atau tidak.

GOLD DUST UNDER THE SEA {MARKHYUCK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang