VIII - MERAJUT

3.6K 248 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Menjauhnya sinar mentari dari pandangan. Dalam pendar mata yang terasa kian memudar.

"Kau melakukan semuanya, malapetaka ini. Jiwa para pendosa yang ikut masuk ke dalam dirimu, darah-darah hina yang kotor dan menjijikkan. Seluruh kekacauan, pertengkaran, jiwa-jiwa yang mati. Kaulah penyebabnya sehingga dosa mereka yang mati harus berada dalam tanggungan punggungmu, kau bopong dengan berat bersama kebengisan yang kau miliki!"

Suaranya terngiang, namun kesadaran kian menipis sehingga napasnya ikut berhembus dengan putus-putus.

"Setelah ini jangan membuat masalah lagi, lakukan semua dengan benar atau kau akan mendapatkan kesengsaraan yang lebih menyakitkan. Dan pulanglah kembali ke sini jika semua sudah selesai. Ini adalah asalmu, tempatmu, dan jiwamu kelak akan abadi menempati tempat ini."

Jurang gelap dan keji, tempat dikirimnya jiwa terkutuk. Tempat dihuni oleh iblis, setan terkutuk, serta makhluk jahat kelak akan mendapatkan hukuman sekaligus siksa, ganjaran penuh bagi jiwa-jiwa kotor.

Dan di sini juga, semua harapan dan angan akan musnah begitu siapa saja memasukinya.

Penghuni neraka memperdaya manusia, para pendosa yang akan dengan mudah diperalat dalam jerat haus keserakahan diri. Menggoda dengan memenuhi keinginan, dan menukarnya dengan jiwa mereka.

~

Melangkah menuju ke geladak agil, tepat di bawah tiang segitiga. Berdiri sembari memantau dengan tatapan awas, Mark tak bisa semata mengandalkan Soohyuk karena mualim satunya itu sedang sakit.

Soohyuk mendapatkan luka pada lengannya, sekaligus kondisi matanya pun tidak terlalu bagus mengingat terakhir kali Soohyuk mengandalkan matanya untuk melihat sesuatu yang tidak tembus pandang. Itulah konsekuensi yang harus didapat setelahnya, kelelahan yang hebat.

"Itu pulau."

Simfoni langkah kaki mengikuti Mark dari belakang.

"Ya." Mark merespon ucapan dari Haneul yang sejak tadi mengikutinya.

Rasanya aneh ketika mereka menemukan pulau, cukup besar, dan bertahun-tahun mereka menjelajahi lautan, rasanya baru kali ini mereka menjumpai pulau itu di kawasan perairan ini.

"Pulau itu tidak ada di peta. Panggilkan wanita Chisa sekaligus siren itu kemari." Perintah Mark pada Haneul. Ia memanggil Sohee karena wanita itulah yang menandai peta miliknya sehingga ia pikir wanita itu mungkin akan tahu mengenai keberadaan pulau ini. Sedangkan Haechan, anggap saja sebagai yang sesungguhnya tahu soal lautan, jadi perlu sekali untuk menanyakan ini kepada Haechan.

GOLD DUST UNDER THE SEA {MARKHYUCK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang