"Pa, rasanya kita jarang sekali bercerita ya?"
--
Rumah itu adalah tempat pulang sebagian orang dan sebagian nya lagi adalah tempat yang paling di hindari. Disini lah Anna, berada di tempat sunyi serasa tak berpenghuni. Kejadian tiga tahun lalu menyebabkan rumah ini kehilangan semua kehangatan yang dulu nya tercipta.Anna selalu berharap kalau suatu saat rumah ini kembali seperti semula. Setelah mandi Anna menuju ke arah kasur dan mulai merebahkan badan yang terasa sangat lelah hari ini.
"Kok bisa ya gue cerita selepas itu sama dia?" ucapnya pada diri nya sendiri. Anna bukan seseorang yang suka berbagi cerita ke siapapun, Anna selalu di tuntut untuk bisa sendirian dalam semua hal.
Setelah beberapa menit Anna bangun dari tempat tidur kemudian menuju ke meja belajar nya, Anna mengambil satu foto yang berada di sisi kiri meja belajar nya kemudian menatap foto itu dengan mata yang berkaca kaca.
"Kamu tau, aku berantakan tanpa kamu. Badan aku sakit, kepala aku rasanya mau pecah setiap hari nya, aku ga sepinter kamu bang tapi papa nuntut aku buat lebih dari kamu." lirih Anna.
tak berselang lama suara dering telpon yang berasal dari ponsel Anna mengalihkan atensi nya.
"Hallo"
"Na, kondisi mama kamu memburuk kamu bisa kesini?" mendengar hal itu Anna langsung bergegas menuju rumah sakit tempat mama nya di rawat, Anna seperti melupakan sesuatu tapi dia lupa apa itu.
--
Saat sampai di depan ruangan mama nya Anna menunggu dokter keluar untuk menanyakan kondisi mama nya.
Tak berselang lama dokter andi keluar dari ruangan tersebut kemudian mengajak Anna untuk masuk melihat kondisi mama nya.
"Mama kamu tiba tiba kejang Na, semua hasil pemeriksaan tidak menunjukan apa apa, saya khawatir dengan kondisi mama kamu yang semakin hari semakin memburuk. Kamu bisa ajak ngobrol mama kamu agar kejadian tadi tidak terjadi lagi." ucap dokter andi menjelaskan, Anna mengganguk lalu mengucapkan terimakasih.
"Ma, mama jangan khawatir sama Anna ya. Anna baik baik aja di sini, mama ga usah mikirin Anna dulu, fokus aja ke pengobatan mama. Anna selalu nunggu hari dimana mama bangun." Anna mengusap tangan mama lalu mencium nya sekilas.
Dengan terisak Anna kembali bercerita ke mama nya berharap ada respon kecil dari mama nya. "Anna ketemu seseorang ma, dia selalu muncul di saat Anna ga baik baik aja, dia selalu berhasil buat Anna tenang."
"Dulu Anna paling ga bisa buat cerita sesuatu sama seseorang, sekalipun itu temen temen Anna tapi kalau sama dia Anna ga sadar kalau Anna udah cerita banyak hal."
"Ma, papa sebenci itu ya sama Anna?" Helaan nafas terdengar dari Anna dia terus bercerita sambil mengusap tangan mama nya.
"ZAMORA!"
Deg
Anna Langsung bangun dari duduk nya ketika mendengar suara itu, itu suara pak orbit, papa Anna. Anna menoleh namun tak berani menatap papa nya yang berada di depan nya. Jantung Anna berdetak kencang, bertemu papa adalah hal yang menyesakan, di saat diri nya mendambakan kata manis dari sang papa namun yang dia terima hanya perkataan yang menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA BUMANTARA
Teen FictionSAGARA BUMANTARA. •• "Laut mengambil sesuatu yang sangat berharga bagiku." gumam perempuan itu sambil menatap hamparan laut dengan sorot penuh kebencian. •• "Laut itu indah, apalagi ketika kita melihat nya dengan seseorang yang kita cintai!" ujar se...