10

34 6 0
                                    

"Dan jika kamu meminta ku untuk datang pada jam 3 pagi sekalipun aku akan tetap datang menemuimu"

--

Sudah 2 hari Anna di rawat di Rumah sakit di temani oleh teman teman nya. Hari ini Anna sudah di perbolehkan pulang, Baru saja keluar dari ruangannya Anna di kejutkan dengan seseorang yang tersenyum lebar sambil memegang bunga di tangan nya.

"Hallo princess kecil nya abang." ucap lelaki itu lalu merentangkan tangan nya ketika melihat Anna menghampiri nya.

Anna memeluk lelaki di depan nya dengan kencang, mata Anna berembun bulir bulir air mata perlahan membentuk genangan yang kapan saja bisa meluncur membasahi pipi nya.

"Maaf ya abang telat dateng." Ucap Nathaniel Pradikta _abang sepupu Anna yang saat ini menempuh pendidikan di Belanda, saat mendapat kabar bahwa Anna masuk Rumah sakit dia tidak bisa langsung datang karena sedang ujian.

Anna mengangguk di dalam dekapan Dikta. Air mata Anna mulai mengalir kemudian tanpa sadar dia terisak.

"Hei, kenapa princess?" pertanyaan Dikta hanya di jawab gelengan oleh Anna.

"Jangan nangis sayang, kamu mau apa? mau novel? abang beliin." Isakan Anna terdengar makin kencang membuat Dikta gelagapan.

"Kamu mau es krim? berapa? sepuluh?"

"E-enggak, ayo pulang."

"Yakin? kamu mau jajan? ayo."

"Engga abangggg."

Dikta terkekeh karena bisa membuat Anna kesal dan berhenti menangis.

--

Dikta dan Anna duduk di taman sebelah Rumah. Teman teman Anna sudah pulang satu jam lalu. "terkadang hidup tidak selalu tentang apa yang kita inginkan, banyak yang gagal namun banyak juga yang berhasil. Jika di kabulkan maka itu adalah sesuatu yang baik dan jika tidak di kabulkan maka akan ada hal yang lebih baik, gagal bukan berarti akhir, kegagalan adalah langkah awal kamu untuk memulai langkah baru yang akan membawa kamu ke keberhasilan. jangan mencari cinta dari orang lain, tapi belajarlah mencintai diri sendiri, kalo diri sendiri aja ga di cintai bagaimana bisa kamu mencintai orang lain? jangan menyerah ya? hidup terlalu singkat jika hanya di gunakan untuk mengeluh."

"Apapun yang sudah di gariskan untuk mu artinya hal itu yang akan menjadi pedoman mu, mau sejauh apapun melangkah ujung-ujungnya kamu bakal sampai di tempat yang sama." jelas Dikta panjang lebar setelah mendengar cerita Anna tentang keadaan nya selama ini.

"Abang tau kamu cape, abang juga tau kamu ga butuh kata semangat. Tanam kan dalam diri kamu sendiri kalo kamu bisa, karena cuma diri kamu sendiri yang bisa kamu andalkan."lanjut Dikta.

"Tapi pas cape rasanya kata kata yang aku tanam kan dalam diri itu menghilang bang, aku suka kelepasan, aku suka nyakitin diri sendiri." jawab Anna.

"Kamu ga rutin ke psikiater?" pertanyaan itu membuat Anna bungkam sambil menundukkan kepala nya.

"Kemarin udah, tapi dosis nya di naikin."

"Obat nya di minum ya? jangan di buang." ucapan itu di balas anggukan oleh Anna.

"Kamu punya pacar?" tanya Dikta mengalihkan percakapan, dia takut Anna tidak nyaman dengan nya.

"Pacar?" beo Anna, kemudian pikiran nya melayang memikirkan Altezza. Sudah dua hari lelaki itu tidak menemui nya, bahkan saat di hubungi Altezza tidak menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAGARA BUMANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang