6

35 6 0
                                    

baca nya pelan pelan.
jangan lupa play lagu yang udah aku siapin di atas😣🐣

happy reading!

--

"bumi pasundan di ciptakan ketika tuhan sedang tersenyum"

--

Bukan tanpa alasan Altezza sangat menyukai Bandung. Bandung adalah tanah kelahiran nya, tempat nya bertumbuh, semua bahagia dan luka nya ada di sana. Altezza mempunyai impian menua di bandung, tentu nya dengan orang yang dia cintai.

Belum satu bulan pria bermata coklat terang dengan rambut sedikit bergelombang itu sudah merindukan kota itu. Saat libur panjang nanti Altezza berencana mengajak teman teman nya untuk ke bandung.

Altezza tersenyum di balik helm nya menunjukan satu dimple nya yang berada di pipi sebelah kiri, manis sekali. Altezza menatap hujan yang turun pagi ini, damai sekali pikir nya. Sambil menunggu hujan reda Altezza kembali membuka kenangan lama saat diri nya masih di Bandung, huft! dirinya rindu. kalau bukan karena paksaan orang tua nya Altezza mungkin tidak akan meninggal kan Bandung.

"Tapi kalo gue ga pindah ke jakarta mungkin gue ga akan ketemu Anna. Takdir tuhan itu indah." pikir Altezza.

Di saat seperti ini pun Altezza masih memikirkan perempuan itu. Perempuan yang berhasil menarik perhatian nya, perempuan dengan rambut coklat, muka bulat, dan tatapan sendu itu menyita hati serta pikiran nya.

Diri nya belum pernah merasakan hal ini sebelumnya, perasaan cemas akan sesuatu sebesar ini. Altezza takut, takut hal yang sama terulang untuk kedua kali nya.

"Gue bakal jagain lo, Na. Gue bakal bantu lo lepas dari luka luka lo itu! gue janji!" Ucap Altezza meyakinkan diri nya sendiri.

Setelah beberapa saat hujan mulai reda. Altezza melihat jam yang berada di lengan kiri nya. Sial! dirinya hampir terlambat. Dengan kecepatan penuh Altezza memacu motor nya ke sekolah.

15 menit kemudian Altezza tiba ke sekolah. Telat sedikit lagi saja Altezza mungkin sudah di hukum. Altezza turun dari motor nya. "ANNA!" Panggil nya pada perempuan yang berada tak jauh dari nya. Anna ternyata hampir terlambat juga.

"APA!" teriak Anna menyauti Altezza yang sedang berlari kecil ke arah nya.

Altezza menundukan sedikit badan nya guna menyamakan tinggi mereka. "Galak banget neng, pms?" goda Altezza.

Anna memutar mata nya malas kemudian meninggalkan Altezza. Altezza mengejar Anna kemudian merangkul pundak Anna. "Bareng atuh." ucap Altezza lalu terkekeh.

Altezza selalu cerewet, jika bersama Anna dan mama nya. Jika bersama orang lain Altezza hanya berbicara seperlunya, melelahkan katanya.

Merek berdua berjalan menuju ke kelas dengan tangan Altezza di bahu Anna. Sesekali Altezza melirik Anna yang lebih pendek dari nya, perempuan ini, perempuan yang ingin dia jaga, perempuan yang dia ingin wujudkan keinginan nya, perempuan yang ingin dia bagi kebahagiaan selama dia bisa. Altezza tidak tau tentang perasaan nya, namun dirinya merasa ingin selalu di dekat perempuan ini.

"ga mungkin kan gue suka? masa iya secepet itu. bukan, rasa ini berbeda. ini bukan cinta." pikir Altezza. dia dilema, baru beberapa minggu dia mengenal Anna, tidak mungkin itu terjadi. Diri nya takut melukai Anna suatu hari nanti, ya! diri nya tidak boleh gegabah dalam mengambil kesimpulan.

SAGARA BUMANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang