Just A Little Bit

12 2 0
                                    


Lee Heeseung >> Lee Heeseung

#azzadirachta #
OC >> Aera

###

"Apa lagi sekarang, Lee Heeseung?!"

Tangan yang tadi menariknya secara paksa kini dihempaskan tak kalah kasar. Si penarik kini malah menatap dingin dengan menggemeretuk rahang marah. Lantas si perempuan dihadapannya hanya menaggapinya dengan heran. Keduanya terlibat bersitatap lama sebelum akhirnya si perempuanlah yang membuka suara.

"Apa lagi sekarang?!" gerut alis bertaut jadi jawaban dari ekpresi si pria. Entah tentang apa. Ia tak tahu pasti ini sebab apa. Ia tiba tiba ditarik menjauh dari kawan kawannya tanpa memberi penjelasan terkait. Ia hanya menatap tanpa berkata?! Yang benar saja. Dipikirkannya ia bisa bertelepati hebat dengan saling bertatap mata dengannya. Lucu?!

"Aku cukup bersabar, noona. Tapi tidak untuk kali ini."

Sebut perempuan dengan nama Haera. Perempuan yang terpaut dua tahun di atas pria bernama Lee Heeseung ini terperengah jengah menanggapi sepatah kalimat yang barusan Lee Heeseung, pria yang menjabat sebagai kekasihnya saat ini terlontar dengan geramnya.

Anak rambut yang menjuntai menutupi pelipisnya disibak anak jarinya dengan malas. Ditatapnya lagi pria yang posturnya lebih tinggi beberapa meter darinya. Ia perlu mendongak untuk menatap balik tatapan dingin itu padanya. Ia mengecap bibir. Menghela napas sebelum melanjutkan berdebatan yang entah sudah beberapa kali terjadi dengan hubungan diantara keduanya.

"Aku sudah peringatkan kau sejak awal, Lee Heeseung?!" Napasnya sedikit memburu. Ada kemarahan yang ia tahan untuk tak membuncah bersama pertahanan dirinya pada pria di hadapannya kini. "Aku," jari telunjuk itu menekan bahu Heeseung berulang ulang demi menegaskan sesuatu. Tatap mata keduanya kembali terjadi. "tidak berniat terikat dengan siapapun. Aku sudah memintamu untuk berhenti. Dan memintamu secara sadar untuk tidak memaksaku masuk dalam hubungan yang kau janjikan. Tapi?"

Tatap mata yang semula meyimpan amarah mengendur berubah menjadi tatapan sendu menelisik dalam pada pandangannya. "aku sudah cukup penat dengan tali mengekang Ibuku. Lantas setelah hubungan yang kau janjikan padaku, kini kau menambah tali kekang dileherku berlipat ganda?!"

Kepala itu tertunduk lemah. Bahunya mulai bergetar. Suaranya pun sama bergetarnya. Sepertinya Heeseung membuat hal yang menyakitkan padanya. "hari ini melelahkan untukku, Lee Heeseung. Aku mencoba untuk menahannya dengan merekahkan senyumku. Mempertahan diriku untuk terus memakai topeng. Tapi... kau?"

Heeseung cukup terkejut saat bulir bening itu sudah tumpah cukup deras darinya. Itu menyanyat pada ulu hatinya. "jebal.." isak tangisnya mulai meledak.

Suara bergetar penuh amarah memohon lemah padanya. "jangan sekarang Lee Heeseung. Kumohon jangan sekarang!" detik berikutnya berubah menjadi sebuah pecah tangis dari Ahn Haera. Heeseung mengusak wajah frustasi. Ia menggeram marah pada dirinya sendiri.

Ia cukup menyesali apa yang barusan dilakukannya. Ia tak berniat begini sejak awal. Ia tak berniat menyakitinya. Ia hanya ingin mengatakan bahwa ia cemburu pada kedekatan perempuannya dengan teman pria perempuannya. Bukan bermaksud menyakitinya dengan menggorek ingatan serta luka batinnya.

Ditariknya kepala belakangnya untuk masuk dalam dekapannya. Ia peluk begitu erat perempuannya yang telah meledak dengan tangisan pilunya.
Heeseung teringat kembali pada bilah pesan berbeda di pagi harinya tadi. Ia tidak cukup peka dengan perubahan itu. Ia menyesal.

"Maafkan aku." kepala itu tenggelam di antara anak rambut sebahu Haera yang mulai berantakan diusak oleh wajah Heeseung. Heeseung tak berniat. Heeseung hanya merasa terganggu dengan rasa cemburunya. "Maafkan aku, noona. Maafkan aku. Aku hanya ingin mengatakan kecemburuanku padamu. Bukan malah membuatmu menangis. Maafkan aku." Diakhir patah kalimat itu. Heeseung melontar dengan suara lemah yang sama terlukanya dengan tangis dalam diam yang Haera lakukan kini.

Kecemburuan Heeseung, membuatnya gila. Sungguh!







END

⌗ Bambieyes ⟩Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang