CA | 6

12 3 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

"Yang terjaga akan di pertemukan dengan yang pandai menjaga."

***

Happy reading

Nauren terbangun pada pukul 3 pagi,
ia memutuskan untuk berwudhu dan melaksanakan sholat tahajud.

"Ya Allah. Hari ini adalah hari pernikahan Aku. Hari penting yang akan merubah kehidupan Aku. Aku meminta, semoga semua di lancarkan tanpa ada kendala ataupun halangan. Serta kedepannya engkau mudahkan segala urusan rumah tangga kami, berikan Ridha atas pernikahan yang kami jalani. Jadikan ini salah satu penyempurna ibadah aku. Jika memang dia jodoh yang engkau berikan, maka jadikanlah ia Imam yang baik untuk ku, yang bisa membawa ke janah mu. Aamiin." Nauren mengakhiri doa nya. Ia menghapus air mata yang mengalir di kedua pipinya. Akhirnya hari ini tiba, hari dimana ia akan menjadi seorang istri, hari yang akan menggantikan status nya. Rasanya waktu berjalan begitu cepat, hingga tanpa terasa hari ini telah tiba.

"Kamu ngapain Ren?" tanya Aurel yang baru bangun dan melihat Nauren duduk di atas sajadahnya. Nauren yang meminta agar Aurel menginap di rumahnya supaya bisa menemani nya.

"Sholat lah, pakai nanya. Kamu gak tahajud?"

"hehe, lagi gak solat, Ren." jawab Aurel lalu beranjak dan duduk dekat Nauren,
Aurel langsung mendekap Nauren erat.

"Gak nyangka, secepat ini sahabat aku udah mau nikah."

"Aku aja gak nyangka, Rel." Nauren terkekeh pelan.

"Jangan lupain aku, ya." Nauren mengelus punggung Aurel pelan.

"Kamu nangis, Rel?" tanya Nauren yang merasa pundaknya sedikit basah.

"Nauren! lagi mendramatisir kesedihan ini."

"Iya maaf. Kamu tenang aja, kamu akan tetap jadi sahabat terbaik buat aku."

"Kenapa jadi gak rela gini ya, Ren. Aku takut, kita gak akan bisa kayak sekarang. Karena mungkin nanti, suami kamu gak ngizinin atau kamu yang sibuk."

"Kamu tenang aja, itu gak akan terjadi. Makanya cepat cari calon, biar bisa nyusul."

"Aamiin aja deh."

"Udah jangan sedih-sedih terus."

"Semoga kamu bahagia ya, Ren."

"Aamiin."

"Kamu berhasil ya, Ren."

"Berhasil apa?"

"Iya, kamu berhasil. Di saat pemuda-pemudi seumuran kita sibuk jalan kesana-kesini, pamer kemesraan di media sosial maupun publik. Membanggakan hubungan mereka yang berjalan bertahun-tahun. Yang mirisnya, terkadang mereka tau itu salah, tapi tidak menerapkan dan menjauhinya."

Nauren tersenyum simpul, "Iya, Rel. Meskipun aku di jodohin dan ini bukan kemauan aku. Tapi, mungkin memang ini takdir dari Allah. Kamu juga harus bisa Rel, jaga diri kamu, jauhi apapun yang mendekati namanya pacaran!"

"Aaa makin sayang deh. Aku kapan ya,
Taaruf-khitbah-nikah."

"Berdoa sama Allah, Rel. kamu juga harus selalu perbaiki diri. Banyak orang minta dapat jodoh yang sholeh yang sempurna. Mereka sibuk mencari bukannya menjadi. Gak semua jodoh juga cerminan diri. Kalau kita udah berusaha memperbaiki kualitas diri kita. Nantinya Allah akan memberi yang pantas dengan kita." papar Nauren dengan wajah serius.

"Jadi makin sayang deh, sini peluk lagi."

"Semoga kamu bahagia sama Athar, ya Ren. Kamu gak boleh ngerasa tersiksa apalagi tertekan. Jalani aja dulu, aku yakin, Allah pasti kasih kalian kemudahan. Ini udah jadi takdir, gak ada yang bisa ngehindar. Bahagia terus pokoknya doa aku buat Nauren."
Nauren langsung mengeratkan pelukannya pada Aurel. Terkadang, Aurel bisa mengeluarkan sisi bijak dalam dirinya, seperti sekarang. Percayalah, bisa memiliki sahabat yang selalu support apapun keputusan dan pilihan yang kita ambil. Adalah sebuah keberuntungan.

Cinta AbadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang