بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِkebahagiaan itu bukan di cari, tapi diciptakan. Jika definisi bahagia bagi setiap orang berbeda-beda, maka bahagialah sebagaimana definisi bahagia itu menurutmu.
***
Happy reading
Setelah kurang lebih sembilan hari berada di tanah suci. Hari ini Athar dan Nauren akan kembali pulang ke Indonesia. Mereka masih sibuk membereskan barang-barang milik mereka.
"Baju yang di kamar mandi, udah di masukin kan?" tanya Athar saat akan menutup koper.
"Udah kok."
"Udah semua kan? Ayo kita jalan." ajak Athar yang hanya di angguki Nauren
"Kenapa?" tanya Athar saat akan beranjak keluar, Athar melihat Nauren yang masih berdiam di tempat nya. Sejak tadi, Athar melihat Nauren yang hanya diam tanpa banyak bicara.
"Gak rela aja, pergi dari sini." jawab Nauren. Karena jujur, selama hampir sembilan hari berada disini, setiap harinya Nauren merasakan ketenangan juga kenyamanan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
"Lain kali, kita bisa kesini lagi."
"Coba aja, Mama sama Papa ikut."
"Kalau kesini lagi, kita bareng Mama dan Papa." Nauren tersenyum tipis, Athar begitu peka menghiburnya.
"Makasih ya."
"Buat?"
"Semuanya." ucap Nauren masih dengan senyuman manisnya
"Iya, cantik." balas Athar yang sukses membuat kedua pipi Nauren blushing.
Athar langsung tertawa pelan,
"Kok ketawa?"
"Kamu lucu kalau salting gitu, pipinya pink." sontak Nauren langsung memegang kedua pipinya.
"Ih nyebelin." Nauren berjalan pergi meninggalkan Athar dengan kaki yang di hentak-hentakan.
"Tunggu Ren, kamu mau kemana?" pertanyaan Athar tak di jawab, Nauren memilih terus berjalan dan pura-pura tidak mendengar panggilan Athar.
"Ren, tunggu dulu." teriak Athar berusaha mengejar Nauren
"Nauren." panggil Athar saat berhasil mengejar Nauren. Athar langsung memegang kedua pundak Nauren.
"Kenapa sih?" kesal Nauren, padahal ia sedang menahan malu karna tingkah saltingannya tadi.
"Kamu belum pakai ini." Athar menunjukan sebuah cadar di tangannya
"Disini itu banyak orang, aku gak mau wajah kamu jadi tontonan atau pujian kaum adam." jelas Athar lalu memakaikan cadar itu ke wajah Nauren.
Nauren terpaku saat Athar dengan telaten memakaikan cadar itu di wajahnya. Sikap Athar selalu berhasil membuatnya merasa menjadi wanita yang beruntung.
_
Athar dan Nauren telah berada di kursi penumpang pesawat yang mulai terbang di udara. Dengan Athar yang duduk di samping Nauren.
"Lihatin apa?"
"Gak ada, Lihat awan aja." jawab Nauren tanpa menoleh. Segala yang berada di langit ia sangat suka. Mulai dari awan, senja, pelangi, bulan, bintang. Semuanya begitu indah pada masanya. Semuanya juga selalu mengingatkannya untuk selalu bersyukur akan ciptaan Allah yang sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abadi
General FictionNyatanya, tidak semua yang kita anggap buruk, juga buruk di mata Allah. Itulah Takdir. Sebuah ketetapan tuhan, tanpa campur tangan dan bantahan. Layaknya takdir Athar dan Nauren. Di pertemukan tanpa perasaan, dan berakhir keabadian, hingga maut...