Musim dingin desember 2007
Junghyun kecil saat itu asik bermain salju di perkarangan rumah membentuk benda putih itu menjadi gumpalan-gumpalan ia dengan telaten menyusunnya di tanah.
Waktu sudah menunjukkan siang hari tqpi meski begitu cahaya mentari tak begitu membantu menghangatkan diri sebab dinginnya musim salju tetap saja membuat Junghyun kecil menggigil kedinginan.
Bibirnya bergetar bersama uap putih keluar dari mulutnya serta tangannya tak luput memerah terasa kebas;mati rasa karena sudah lama memegang butir salju.
Merasa bosan Junghyun yang menyelesaikan begitu banyak bola salju segera berdiri seraya membersihkan sisa-sisa kotoran yang melekat di jaket parkanya disamping itu sayup-sayup suara sang ibu terdengar ditelinganya hendak menyahut namun,urung sebab sepasang netranya menangkap sosok bocah kecil di kejauhan.
Tidak ada yang aneh sih dari bocah itu Junghyun yang berada di tempatnya hanya menatap bocah itu dari jauh.
Tetapi ada satu yang membuatnya enggan mengalihkan pandangan karena sejauh ingatannya bukankah jika di musim dingin orang-orang akan memakai jaket tebal dengan baju berlapis²? Pikir Junghyun.
Namun berbeda dengan bocah itu ia berpenampilan kumal dengan baju kaus tipis ditambah lagi tak ada semacam syal ataupun kain tebal yang melilit tubuhnya.
Merasa penasaran Junghyun yang melupakan sahutan ibunya untuk makan siang langsung bergerak mendekati bocah itu.
Satu langkah.
Bocah itu masih disana.
Dua langkah.
Bocah itu masih tak menyadari keberadaannya.
Tiga langkah.
Bocah itu merasakan kehadirannya.
Empat langkah.
Bocah itu menolehkan pandangan tepat ke arahnya tak lupa dengan mata membulat lucu dengan ekspresi kaget yang membuat Junghyun hendak tertawa.
Keduanya lantas terpaku sama-sama memandang dalam diam.
Tak berlangsung lama Junghyun kecil yang sadar akan tujuannya seketika mengulurkan tangannya.
"Hai aku Junghyun kau?"
Bocah itu masih membisu balas berjabat ia dengan suara pelan berucap.
"Saehyun"
Hari itu tepat di musim dingin adalah pertemuan pertama Junghyun dengan Saehyun menjadi teman kecil.
◇●◇●◇
Do Han tak langsung ke rumah sebab ia lebih memilih ke tempat Saehyun lagi menebak bila ia menemukan sesuatu disana.
Memegang erat surat ditangan Do Han dalam diamnnya dilanda kebingungan cemas dan gelisah menggerogotinya bingung kenapa Saehyun harus membuat surat daripada ponsel untuk memberi kabar,cemas jika Saehyun benar-benar menghilang mengingat Saehyun yang tiba-tiba menghindarinya (chapter 10) serta gelisah jika hal ini berkaitan dengan keluarnya pria itu dari kampus tanpa memberitahunya.
"Kau sudah berjanji" gumam Do Han (chapter 12).
Membuka surat yang sudah tak berbentuk digenggamannya pria itu membuka kertas yang telah dilipat sebelumnya berpikir positif berharap ia mendapat jawaban yang ia inginkan.
Menghembuskan nafas panjang bersandar dipintu yang ia dobrak sebelumnya Do Han membaca deret demi deret kata yang berjajar disana.
Namun sayang harapan yang segenap ia rapalkan disetiap detiknya hancur lebur hatinya patah berkeping-keping dengan netra yang memerah air mata yang siap tumpah kapan saja yang ia tahan mati-matian namun,tak bisa kesedihan itu pada akhirnya meledak manakala matanya berhenti pada satu kalimat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Lousy Side Antagonist [END]
RomanceBUKAN NOVEL TERJEMAHAN CERITANYA PINDAH KESINI AKUN SEBELAH NGGAK DIPAKAI LAGI!! Kim Saejoon hanya seorang dokter yang ingin pulang kerumahnya selepas menyelesaikan pekerjaan tapi ditengah-tengah perjalanan truk besar melintas dalam kecepatan diatas...