Do Han tak pernah sekalipun terpikir bahwa hari dimana penantiannya menunggu jawaban pria itu akan membuat dirinya sesakit ini.
Marah,kesal,kecewa,putus asa bercampur padu namun meski begitu ia tak mampu mengeluarkannya—bahkan melampiaskannya lewat kata-kata bibirnya tak bisa bersuara,lidahnya kelu,kerongkongannya tercekat beserta dada yang terhimpit sesak bak dijatuhkan satu ton batu menimpahnya tanpa aba-aba.
Ia yang mulanya mendekati pria itu hanya karena penasaran,ia yang setiap harinya mengamati gerak-gerik pria itu hanya karena penasaran dan itu ia lakukan hanya alasan penasaran sebab kenapa aura yang pria itu pancarkan terasa sangat berbeda?—sampai akhirnya ia menemukan keinginan kuat untuk dekat dengannya.
Bukan karena rumor pria itu yang disebut pelacur murahan bukan karena title pria itu sebagai simpanan hidung belang bukan juga karena sebutan pria itu penghancur hubungan orang—tidak sama sekali tidak.
Tepat di suatu hari yang cerah di musim panas saat bunga tabebuya bermekaran Do Han pertama kalinya terpaku akan senyuman seseorang.
Disana pria itu Kim Saehyun namanya tengah tersenyum manis—semanis permen kapas mata yang membentuk bulat sabit dengan lesung pipi di sebelah kanan ia dengan ceria menyambut kelopak bunga yang berjatuhan mengenai wajahnya.
Kala itu hanya Do Han dan Kim Saehyun disana ia yang masih ditempatnya berdiri sampai tak sadar tengah dikejar waktu untuk bekerja,namun kendati demikian meski ia sudah menyadarinya ia tetap ingin berlama-lama menyimpan senyum itu di memori kepalanya.
Tatkala ia hendak beranjak mata mereka bertemu saat itulah dunia yang bergerak disekitarnya tiba-tiba terhenti dan sekali lagi Do Han kembali dibuat terpana pada sepasang netra yang menatap acuh padanya.
Matanya,bibirnya,hidungnya, wajahnya,rambut hitamnya yang tertiup angin keseluruhannya—semuanya nyaris sempurna.
Satu yang ada dipikirannya.
Bagaimana bisa ada manusia seindah ini?
Dan saat itu ia memutuskan.
Aku ingin dekat dengannya
Tapi apa ini? Walaupun kenangan itu tiba-tiba mencuat di kepala nyatanya ketika kenangan indah itu keluar kini mengapa rasanya tidak manis lagi? Malahan sebaliknya terasa pahit—sepat sekali,nyaris ia muntahkan seluruhnya.
Do Han yang berlari kesetanan tak mempedulikan teriakan kesal orang-orang ketika menabrak mereka,nafasnya memburu pandangan yang tak tentu arah dengan seuntai benang kusut yang kian membesar dikepala membuat hatinya dilanda resah berkepanjangan.
Ia lantas tiba di tempat tujuan untuk kemudian melayangkan ketukan di pintu yang hampir seperti sebuah pukulan.
TOK
TOK
"Saehyun-ah"
TOK
TOK
TOK
"Saehyun-ah"
"Saehyun kau di dalam? Jawab aku" teriak pria itu menggedor pintu itu beberapa kali ia tanpa pikir panjang mendobraknya hingga menimbulkan debum keras.
Memasuki ruangan ia dengan terburu-buru mengedar ke segala tempat namun,sayang kendati ia berteriak memanggil sekencang mungkin kendati ia memutari tiap sudut rumah itu beberapa kali layaknya orang sinting.
Nihil tak ada respon yang ia dapatkan.
Hanya sepi beserta diselimuti suasana sunyi yang pekat.
Kosong,rumah itu kosong seolah-olah tidak ada kehidupan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Lousy Side Antagonist [END]
RomantizmBUKAN NOVEL TERJEMAHAN CERITANYA PINDAH KESINI AKUN SEBELAH NGGAK DIPAKAI LAGI!! Kim Saejoon hanya seorang dokter yang ingin pulang kerumahnya selepas menyelesaikan pekerjaan tapi ditengah-tengah perjalanan truk besar melintas dalam kecepatan diatas...