1.3

115 23 10
                                    


"Selamat datang di ruang makan Myrtlegrove Manor, para tamu sekalian."

Dengan cekatan Mr. Kai menarik satu kursi terdekat di dalam dining room. "Mr. Mitford, apabila Anda berkenan, bisa duduk menunggu di sini selagi makanan dibawa kemari?"

Entah karena kakinya terkilir atau memang sudah jadi standar pelayanan, yang jelas Mary senang diperlakukan seperti tuan putri—atau lebih tepatnya pangeran, karena saat ini dirinya sedang menjadi laki-laki. "Terima kasih banyak, Mr. Kai." Gadis itu mengangguk, menempati tempat duduk yang sudah disediakan.

Jiwa mata-mata dan reporter membuat mata Mary tak bisa diam. Ia mengedarkan pandangan, mencari sesuatu atau seseorang yang mencurigakan. Belajar dari pengalaman, untuk kali ini dia akan mengamati dalam diam saja, tidak mendekati apa pun. Mario tidak mau hari pertamanya di tempat ini menyusahkan banyak orang—terutama Detektif Whetstone.

Area ruang makan luas itu tampak bisa menampung banyak orang. Namun, Myrtlegrove Estate tidak dihuni banyak anggota keluarga selain para pelayan dan Tuan Rumah sendiri—sepanjang yang Mary tahu. Mary jelas penasaran, tapi belum menemukan cara yang bagus untuk mengulik hal itu.

"Mr. Kai, bolehkah saya bertanya sesuatu?" Mary mencoba mengajak Mr. Kai mengobrol. Berbeda dengan Dokter Harold, sejujurnya gadis brunette itu merasa segan dan sedikit ... merinding? Entahlah.

"Oh, tapi kalau Mr. Kai kurang nyaman, tidak apa-apa. Tidak perlu meladeni saya." Dirinya baru ingat tensi yang tinggi di ante room tadi. Tidak lucu kalau Mary menimbulkan keributan baru sebelum makan enak.

"Bukankah Anda sudah bertanya sekarang, Mr. Mitford?"

Mary mengerutkan hidung. Oke. Sepertinya memang itu candaan orang kaya yang sulit ia pahami, tapi harus ia terima.

"Benar juga, ya." Gadis itu terkekeh. "Ini pertanyaan ringan, kok. Apa yang membuat Anda menyukai perkerjaan ini?"

Percakapan ringan. Mungkin bisa digiring ke arah tertentu, tapi untuk saat ini Mary hanya ingin mencari cara untuk mendekati Mr. Kai. Bibir tipisnya terkatup sejenak, baru menyadari kalau jawaban Mr. Kai bisa jadi sama persis dengan yang di ante room ketika Detektif Whetstone menginterogasinya. "Selain kedekatan—eum, maksud saya, kesetiaan Anda kepada Master Myrtle. Mungkin rekan kerja yang baik, interaksi dengan orang-orang, atau suatu hal lain yang menarik untuk diceritakan?"

Ia melirik Detektif Whetstone yang sedang menyelidiki perapian. Sebenarnya Mario mau ikut, tapi takut malah membuat si detektif semakin kesal.

Oke, kepalanya benar-benar terbentur dan menggeser sesuatu di otaknya. Sejak kapan Mary punya rasa sungkan untuk Detektif Whetstone?

"Apa yang membuat pekerjaan saya menarik?" gumam Akio mengulang dengan perlahan, sekata demi sekata pertanyaan Mary. Tangan pemegang garpunya menopang siku tangan lain yang sedang menyentuh dagu. "Hmm, sejujurnya saya sama sekali tidak pernah memikirkan konsep itu."

Alisnya tak sampai bertaut, tetapi Mr. Kai sempat diam untuk beberapa saat. Sebelum kemudian menurunkan tangannya, kembali pada sikap menanti khas butler, dan menjawab, "Bagi saya mendapat pekerjaan adalah menerima kehormatan untuk dilakukan dengan sebaik mungkin dan penuh tanggung jawab dan saya hanya menjawab kehormatan itu dengan segenap kemampuan saya. Hanya begitu saja."

Mary tahu kalau para butler dan maid memang dilatih untuk bertutur penuh sopan santun dan mengabdi, tapi jawaban Mr. Kai sungguhan menarik. Maksudnya, mengingat:

sepertinya Mr. Kai sudah selama itu bekerja di sini, 

tawaran gaji besar yang pernah Mary dengar dari desas-desus,

[END] The Ambiguous Reporter - RP NPC 2023Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang