"Maaf sudah mengganggu. Aku hanya ingin menyapa para tamu yang sudah jauh-jauh datang ke sini sekaligus memperkenalkan diri."
Gadis itu langsung mengobservasi manusia yang baru muncul itu. Rambut pirang. Mata biru. Bukannya tidak ada sama sekali, tapi jarang ada orang Inggris dengan penampakan fisik seperti itu. Belum lagi aksennya yang sama sekali bukan British. Mary mencoba menebak. Bukan butler, kalau dilihat dari pakaiannya. Siapa?
"Doctor Wayne?" Mr. Kai tampak terkejut. Ternyata lelaki itu seorang dokter. Sang butler langsung sigap memperkenalkan sosok itu. "Tamu-tamu sekalian, mohon maaf atas keterlambatan saya memperkenalkan orang ini. Dia adalah dokter pribadi bagi Master Myrtle, Doctor Harold Wayne."
Kemudian Mr. Kai mengarahkan ujung tangannya pada masing-masing tamu dan meneruskan. "Beliau yang sedang duduk di situ adalah detektif polisi dari Scotland Yard, Mr. Viper Whetstone, sedangkan yang duduk di sebelah sana adalah rekan yang ikut bersama beliau, Mr. Mitford."
Sungguh, Mary ingin fokus berusaha kembali menyimak percakapan kedua orang itu. Yang jadi masalah, sepertinya salah posisinya ketika tersandung tadi separah itu, karena nyerinya tak usai-usai. Boro-boro menganalisis, gadis dengan bintik-bintik samar di hidungnya itu jadi tak bisa mengamati situasi dengan benar perkara kesakitan sendiri.
Tentu saja, walaupun kakinya membuat ia ingin menjerit, Mary berusaha tidak menunjukkan wajah menderita. Selain tidak berguna—Detektif Whetstone jelas tak peduli—gengsinya juga tinggi. Sebagai orang yang sering terjun ke lapangan dan bertemu macam-macam hal, keseleo seharusnya bukan masalah besar, 'kan?
Namun, ketika mata kelabunya bertemu dengan mata biru cerah milik seseorang yang dibilang dokter itu, tubuhnya seakan berkhianat. Rasa nyeri akibat terkilir di pergelangan kaki kirinya langsung menjalar, membuat Mary mengaduh pelan.
"Anda berdua bisa memanggil saya Harold saja," kata Harold ramah, menanggapi perkenalan dari Mr. Kai. Seseorang yang katanya dokter itu mendekat dan mengulurkan tangan pada Mary, alih-alih Detektif Whetstone, padahal Detektif Whetstone-lah tamu resminya. Mungkin karena tadi dokter itu melihat Detektif Whetstone dan Mr. Kai tengah bercakap.
"Anda tidak apa-apa, Mr. Mitford? Apakah Anda sedang tidak enak badan? Kalau iya, saya bisa memeriksa Anda." Harold masih memasang senyum ramah, lebih ramah dari milik Mr. Kai.
Duh, Mary ingin menguping, sungguh. Fokusnya jadi terbagi dua: mendengarkan adu bicara detektif kesayangannya dengan butler dan meladeni si dokter. Tangan Dokter Wayne terasa begitu besar ketika Mary menyambut uluran jabat tangannya.
Berbeda dengan dua manusia lain yang sejak tadi membersamai, aura orang ini terasa jauh lebih menyenangkan. Ya sudahlah kalau begitu. Setidaknya, walaupun mencurigakan, Mary tahu keramahan itu tidak dibuat-buat. Ia turut tersenyum.
"Mario Mitford. Salam kenal." Mary mengangguk, mencoba tetap berlagak baik-baik saja. "Di sini saya hanya bertugas membantu Detektif—aw!"
Kaki sialan. Kenapa ketika ia mencoba untuk berdiri agar bisa mengimbangi posisi dokter, pergelangannya malah berulah?
Dokter Wayne berjongkok. "Apakah saya boleh memeriksa kaki Anda, Mr. Mitford?"
"Oh? Tadi cuma jatuh biasa, kok, karena saya kurang hati-hati ...."
Mungkin memang hasil kecerobohannya tadi butuh sentuhan seorang dokter agar bisa lebih baik. Mary yang sudah mau langsung mengiyakan baru teringat sesuatu. Orang ini dokter. Kalau kakinya disingkap, apakah identitas aslinya akan terungkap?
Biarkan saja bekas terkilirnya, nanti juga sembuh sendiri. Itu pikir Mary. Masalahnya, nyeri di bawah sana makin menjadi. Bagaimana kalau kaki pincangnya yang tak diobati itu malah menghambat penyelidikan Detektif Whetstone?
![](https://img.wattpad.com/cover/353615871-288-k542996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Ambiguous Reporter - RP NPC 2023
Mistério / Suspense[Mystery] 1926. Mary kira, dengan menjadi Mario Mitford, ia tak lagi diremehkan. Hidupnya sudah ada di titik nyaman sempurna sejak Perang Dunia I berakhir. Pekerjaan sebagai reporter dan identitasnya sebagai seorang lelaki sudah cukup membuatnya hid...