Kemarin, Mr. Kai memang sudah bilang kalau hawa di sini lebih dingin daripada London. Namun, bukan hanya tusukan suhu yang membangunkan Mary. Ada sesuatu entah apa yang menyentuh kulitnya, menimbulkan sensasi berdesir yang sama sekali jauh dari kata nyaman. Itulah yang membuat gadis itu tersentak.Sekujur tubuhnya seakan terpaku ketika ia saling tatap dengan sekelebat sosok. Belum juga gadis itu bergerak, bayangan itu menghilang secepat kedatangannya.
Napas Mary terengah-engah. Hanya mata mereka yang sempat bertemu sekilas. Tatapan nanar.
Itu apa?
Refleks pertama Mary adalah menggapai kamera yang ada di nakas. Masih dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, ia nyaris menjatuhkan kamera dengan tangannya sendiri. Untung saja gadis itu sadar sebelum hal itu sungguhan kejadian.
Gadis berambut brunette itu bangkit ke kamar mandi, membiarkan air menyapa tangan dan wajahnya. Hangat mengaliri permukaan kulit sejenak. Oke, sekarang dirinya sudah sempurna sadar. Setelah menepuk-nepuk handuk ke wajah, Mary kembali ke area nakas dan meraih kameranya, lantas memotret area yang ia yakini menjadi tempat bayangan tadi berada.
Astaga, padahal pagi baru saja dimulai. Pagi pertama di Myrtlegrove Estate, bisa dibilang.
Semoga hari ini keberuntungan senantiasa menyertai, rapal Mary dalam hati. Kepala wanita mungil itu rasanya seperti berputar-putar, paduan dari berbagai pikiran dan perasaan yang berkecamuk di benaknya bagai badai.
Entah berapa lama sejak Mary terbangun ketika pintu kamar tiba-tiba diketuk.
"Permisi, Sir. Apakah saya boleh membuka pintunya sedikit untuk menanyakan perihal sarapan pagi ini?" Seorang footman dengan seragam pelayan yang sedikit lebih sederhana dari milik Mr. Kai menyahut dari balik pintu.
Mary tersentak. Ia masih mengenakan piyama yang jelas-jelas menegaskan identitasnya sebagai perempuan. Buru-buru ia merapikan rambut dan berdeham untuk menyesuaikan suara sebelum memunculkan kepala dari balik pintu.
"Selamat pagi. Ya, boleh. Jadi bagaimana?"
Sebenarnya, Mary masih berdebar tak karuan. Saat bercermin di kamar mandi pun, bintik-bintik di wajah tampak semakin kontras dengan pucat mukanya, tapi ia berusaha menutupi hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Ambiguous Reporter - RP NPC 2023
Mystery / Thriller[Mystery] 1926. Mary kira, dengan menjadi Mario Mitford, ia tak lagi diremehkan. Hidupnya sudah ada di titik nyaman sempurna sejak Perang Dunia I berakhir. Pekerjaan sebagai reporter dan identitasnya sebagai seorang lelaki sudah cukup membuatnya hid...