Jisoo hampir saja terlambat kerja, dia menarik napas panjang melihat jam absennya. Hanya kurang satu menit.Dengan segera dia melangkah masuk ke mejanya, teman-teman seruangannya sudah mulai sibuk bekerja. Jisoo pun mulai berkonsentrasi, tapi matanya hanya menatap kosong ke layar komputer, pikirannya mengingat ke kejadian semalam dan dia mengernyit, Dia merasa murahan sekali, menjual diri kepada laki-laki itu tetapi terlena dengan rayuannya. Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah jelmaan Eros penakluk wanita cantik dengan segala pengalaman dan keahliannya, sementara Jisoo baru pertama kalinya bercinta.
Tuhan, ampunilah dosa-dosaku. Jisoo memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya sebelum mulai menenggelamkan diri dalam pekerjaan.
"Iya, aku juga tidak menyangka." suara berbisik dua rekan disebelahnya menarik perhatian Jisoo "Rasanya seperti bukan sajangnim."
"Tadi kami serombongan habis sarapan berpapasan dengan sajangnim, kami hanya menunduk karena biasanya Bos besar itu hanya melirik dari sudut matanya, mengangguk selama sedetik lalu pergi dengan acuh tak acuh."
Wanita itu menghembuskan napas takjub. "tapi tadi, astaga! Sajangnim bahkan berhenti, tersenyum ramah dan menanyakan kabar kita semua." Suaranya terpekik hampir histeris. "Dan senyumnya yang sangat jarangitu, bukannya menjawab semuanya malah terpesona dengan mulut menganga,ada yang mencoba menjawab tapi yang keluar hanya suara tercekik." Lanjutnya menggebu-gebu.
"Sajangnim sangat tampan! Ohh, seandainya dia kekasihku." Wanita itu mulai mengkhayal.
Tch, berlebihan. Tidak tahu kah bahwa bos kalian sangat bejat. Jisoo beranjak berdiri ke kamar mandi, tak tahan mendengarkan pemujaan pemujaan terhadap laki-laki itu.
Tapi tetap saja dia ikut bertanya tanya, Jisoo terpekur di depan pintu kamar mandi. Dia berpikir mengenai perubahan sikap Seokjin dikantor, bosnya itu memang selalu memasang wajah dingin, ketus dan jarang bicara...tapi kenapa dia berubah ramah?
"Memikirkanku?"
Suara yang diucapkan dengan pelan dan lembut itu membuat Jisoo membalikkan tubuhnya mendadak dengan terlonjak kaget dan hampir menabrak orang yang berdiri dibelakangnya.
Matanya langsung bertatapan dengan matanya yang tajam, obyek pikirannya.
"Kenapa sajangnim ada di sini? Di lorong menuju kamar mandi lantai 3 padahal anda punya kamar mandi sendiri di ruangan anda." Tanpa sadar Jisoo mengucapkan pertanyaannya keras-keras.
Seokjin tertawa. "Aku sedang menemui kepala personalia di lantai yang sama, tiba tiba ingin ke toilet, tidak bolehkah?" suaranya makin melembut, lalu matanya berubah tajam.
Dan Jisoo mengenali tatapan itu, tatapan kalau-
"Damn! Aku sudah amat sangat merindukanmu!"
Dengan cepat Seokjin meraih Jisoo,lalu menciumnya, dengan gairah menggebu-gebu seolah-olah sudah lama tidak berciuman, padahal baru tadi pagi mereka-
Suara percakapan yang sayup-sayup mendekat membuat Jisoo terperanjat,dengan secepat kilat didorongnya Seokjin dan dia setengah berlari masuk ke toilet perempuan.
Didengarnya suara Seokjin dengan ramah membalas sapaan orang-orang yang baru datang ke toilet, suaranya terdengar biasa saja bahkan sedikit kegembiraan kecil terselip disana. Apakah lelaki itu geli atas sikapnya?
Fuck! Tak sadarkah dia kalau menyergapnya seperti itu di toilet kantor benar-benar tindakan nekat? Jantungnya masih berdentam-dentam dengan kuatnya seakan ingin meloncat dari tempatnya.
Tapi, Jisoo mengernyit, apakah jantungnya berdetak keras karena ketakutan...ataukah karena ciuman spontan yang tidak diduganya itu?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
A Romantic Story About Kim Jisoo (Jinsoo) Complete
Romance"Dalam hidupnya, impian Kim Jisoo hanyalah ingin menjadi wanita yang biasa-biasa saja. Dia ingin menikah dengan Park Jinyong kekasihnya, membentuk keluarga kecil yang bahagai lalu seperti akhir kisah klise lainya: bergandeng tangan diusia senja, mel...