Chapter 14

646 31 11
                                    




Sejak saat itu Seokjin seolah-olah menghilang dari kehidupan Jisoo, Jisoo merenung dalam mobil rumah sakit yang membawa mereka pulang ke apartemen.

Hari ini Jinyoung sudah boleh pulang dari rumah sakit, bersama Jennie dan suster Jessica mereka pulang ke apartemen. Suster Jessica memutuskan untuk tinggal sementara membantu Jisoo, dan Jennie sudah berjanji akan berkunjung setiap hari untuk mengecek kondisi Jinyoung dan melakukan terapi rutin.

Kata Dokter Jennie, Seokjin memutuskan mengambil tugas perjalanan ke Canada dan mungkin akan kembali dalam waktu yang lama.

Dada Jisoo terasa nyeri, ketika sekali lagi mengakui kenyataan itu kepada dirinya sendiri, Oh ya, dia merindukan Seokjin, sangat merindukannya. Ternyata cinta memang bisa tumbuh tanpa direncanakan. Jisoo mencintai Seokjin. Dia tidak tahu kapan perasaan ini bertumbuh. Dia hanya tahu dia mencintai Seokjin, itu saja.

"Aku tidak menyangka bosmu yang kelihatannya sombong itu bisa begitu baik, meminjamkan apartemennya." Jinyoung memecah keheningan, menatap Jisoo dengan sedikit menyelidik, dia bertanya-tanya karena akhir-akhir ini Jisoo begitu murung.

"Aku yang membujuknya." Jennie yang duduk di kursi depan cepat-cepat menjawab, tahu bahwa Jisoo pasti kebingungan dengan pertanyaan Jinyoung itu. "Seokjin adalah sahabat suamiku, aku bilang merawatmu penting bagiku, karena kamu adalah salah seorang yang selamat dari kecelakaan yang menewaskan suamiku. Jadi Seokjin mau meminjamkan apartemen itu, toh apartemen itu tidak terpakai." Diam-diam Jisoo dan Suster Jessica menarik napas lega mendengar kelihaian dokter Jennie menjawab.

Mereka sampai di apartemen, dan Jisoo mendorong kursi roda Jinyoung memasuki ruangan itu. Begitu mereka masuk tanpa sadar Jisoo mengernyit, semua kenangan itu seolah menghantamnya. Di sini, di apartemen ini dia menghabiskan waktu berdua dengan Seokjin, makan malam bersama, bercakap-cakap bersama....

"Apartemen yang sangat bagus, kita beruntung Jisoo, bos mu sangat baik." Jinyoung mendongakkan kepalanya ke belakang menatap Jisoo sambil tersenyum, Mau tak mau Jisoo memaksakan senyuman di bibirnya. Kuatkah ia berada di sini? Apalagi di kamar itu... Jisoo melirik kamarnya, tempat Seokjin juga menghabiskan sebagian besar waktunya di sana. Tidak! dia tidak mau masuk lagi ke kamar itu!

Dengan cepat dan efisien mereka menyiapkan segalanya sehingga Jinyoung selesai di terapi dan beristirahat di kamarnya. Suster Jessica menjaganya sebentar, lalu berpamitan untuk kembali ke rumah sakit, berjanji akan pulang dan menginap di sini nanti malam.

Setelah memastikan Jinyoung tertidur pulas, Jennie menyeduh teh dan mengajak Jisoo duduk di ruang depan.

"Dia sudah kembali dari Canada." Jennie membuka percakapan, menatap Jisoo dari atas cangkir kopi yang diteguknya. Seketika itu juga hati Jisoo melonjak, tahu siapa yang di isyaratkan sebagai 'dia' itu.

"Apakah dia baik-baik saja?" Tanya Jisoo pelan.

Jennie tersenyum miring mendengar kelembutan dalam suara Jisoo. "Kau itu baik hati ya, sudah menerima arogansinya yang tidak tanggung-tanggung, tetapi masih saja mencemaskannya." dengan pelan Jennie meletakkan cangkirnya. "Yah, dia baik-baik saja, sedikit kurus, terlalu memaksakan diri dan jadi pemarah seperti beruang terluka, tak ada yang berani menyinggungnya dan mendekatinya dalam radius 100 meter kalau dia sedang mengeluarkan aura pemarahnya, bahkan direktur keuangan memilih berhubungan dengannya via telepon." Jennie terkekeh. Lalu wajahnya berubah serius melihat kesedihan Jisoo. "Yah... dengan melupakan fakta kalau akhir-akhir ini dia lebih seperti mayat hidup daripada manusia, sepertinya dia baik-baik saja." Jisoo memalingkan wajahnya dengan pedih. "Dia menderita Jisoo..." desah Jennie kemudian. "Aku tidak pernah melihatnya seperti ini sebelumnya."

"Sudah..." Jisoo tidak tahan lagi mendengarnya, penderitaan Seokjin serasa mengiris-iris hatinya. "Sudah aku tidak mau mendengar lagi."

Jennie menarik napas. "Tapi tadi dia memintaku menyampaikan pesan kepadamu."

A Romantic Story About Kim Jisoo (Jinsoo) CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang