Mami memandang Leo dengan wajah penuh penyesalan. "Maafkan Mami, Leo. Mami tidak berhasil membujuknya."
Leo menggelengkan kepalanya. "Bukan salah Mami. Leo yang salah..." lirihnya, sambil menatap langit yang sudah berwarna jingga sore itu. Sebentar lagi matahari akan terbenam.
"Tapi kalau Cindra memang mencintaimu percayalah, dia pasti akan kembali padamu." Mami menarik tangan Leo, lalu menggengamnya. Seolah ingin meyakinkannya.
Leo menoleh. "Tapi dia sangat mencintai Cindra, Mih. Dia mengorbankan pekerjaannya demi Cindra. Cindra pasti akan memilihnya. Karena sekarang Cindra pasti sangat membenci Leo."
"Leo..."
"Sejak tadi pagi Cindra tidak tidak membalas pesan dari Leo. Dia juga tidak mengangkat telepon Leo. Dia pasti sangat marah."
"Mungkin dia perlu waktu... Dia pasti sangat terkejut. Bersabarlah, Leo. Jalan kalian masih panjang. Kalian masih muda. Masih banyak waktu."
"Tapi Leo ingin melewati waktu itu bersama Cindra, Mih. Seperti dulu lagi." Leo menatap Mami putus asa.
Dan kini Mami memeluk Leo. Diusap-usapnya rambutnya. Dan dibiarkannya Leo bersandar di bahunya, hingga matahari pun akhirnya terbenam. Langit yang berwarna jingga itu lambat laun berubah warna menjadi semakin gelap. Segelap hati Leo.
...
Papi Marlon menatap Mami Renata dengan pandangan tak percaya. Dibukanya kacamatanya. Dan diusapnya wajah dengan tangan kanannya.
"Kenapa Mami enggak bilang Papi dulu?" Tanyanya sambil menahan emosi."Karena Mami enggak menyangka dia akan memilih mengundurkan diri, Pih!" Sahut Mami Renata dengan suara sesal yang terbata.
Papi Marlon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mami terlalu memanjakan Leo. Mami mau saja mengikuti permintaannya tanpa berpikir dulu. Permintaan dia itu seperti anak kecil, Mih. Dan selama ini kita tidak pernah mencampur aduk-an pekerjaan dengan hal pribadi. Apalagi sampai mengancam seperti itu."
"Maafin Mami, Pih..." Mami Renata tertunduk. Ia merasa semakin bersalah.
Papi Marlon menarik nafas panjangnya lalu menghembuskannya dengan berat. "Hubungi dia lagi. Minta maaf, dan minta dia kembali bekerja."
"Dia sudah tidak mau, Pih. Tadi Mami sudah meneleponnya kembali."
"Ya, Tuhan!" Papi Marlon kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Diusapnya kembali wajahnya. Sesaat ia terdiam sambil berpikir. "Ya, sudah, besok Papi akan minta HRD untuk memberinya pesangon satu tahun gaji. Sebagai kompensasi dan permintaan maaf kita," ucapnya kemudian.
Dan kini Papi Marlon menatap istri tercintanya itu dengan sungguh-sungguh. "Mih... Sebentar lagi usia Leo akan menginjak dua puluh satu tahun. Dia sudah dewasa, Mih. Tapi sikapnya masih kekanakan. Karena kita tidak pernah membuatnya dewasa. Dia tidak pernah belajar mandiri. Dia terlalu bergantung kepada orang lain. Dulu kepada Cindra dan sekarang kepada Mami. Sekarang, sudah saatnya dia belajar dewasa. Dan Mami harus membantunya. Kita tidak akan ada selamanya untuk menjaga dia, Mih. Dia harus bisa mengurus hidupnya sendiri. Dia akan menjadi pemimpin dari lima ribu karyawan perusahaan kita. Bagaimana dia bisa mengurus mereka, kalau dia saja tidak bisa mengurus dirinya sendiri?"
Mami Renata mengangguk pelan.
"Kalau dia meminta pindah ke apartemennya, biarkan dia sendiri. Mami jangan ikutan pindah."
Mami Renata kembali mengangguk. Disandarkan kepalanya di bahu suami tercintanya. Dan Papi Marlon lalu mengusap-usap rambutnya. "Kita akan bersama-sama membuat Leo berubah," ucapnya.
...
Leo tak berhenti memandang ke arah pintu apartemen. Perasaannya sungguh tak menentu. Cindra mengirimkannya pesan singkat, memintanya untuk bertemu. Dan ia tak tahu bagaimana harus bersikap saat menghadapinya nanti. Ia tahu, Cindra pasti akan sangat marah. Tapi ia sudah siap menghadapi semua kemarahannya. Ia akan meminta maaf. Ia akan melakukan apa saja yang diinginkan Cindra asal dia mau memaafkannya dan tidak meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Tanpa Pangeran
Romance"Apa jadinya jika seorang Cinderella yang sudah hidup di dalam istana malah berusaha untuk keluar demi menjauhi Sang Pangeran yang mencintainya? Yuk, ikuti keseruan kisah Cindra dan Leo yang penuh drama kesedihan, kelucuan, intrik dan romantisme yan...