CHAPTER 4 : JEBAKAN MAUT

105 26 6
                                    

            Persoalan mengenai penyihir gila cukup menyita waktu Klaus setelah sekian lama jauh dari rumah. Beruntung karena masalah ini juga dia tidak harus bertemu Josette setiap hari. Mempermudahnya untuk menghindari masalah di rumah. Berhari-hari lamanya Klaus tinggal bersama vampir-vampir ciptaannya. Tempat ini memang telah dipagari mantra pelindung namun, karena penyihir itu selalu memburu vampir, sementara Klaus tinggal di sini.

            Sayangnya hari-hari tenang Klaus di tempat ini sudah berakhir. Dia harus pulang untuk membicarakan strategi perang mereka pada Elijah.

            “Kau sudah punya rencana untuk penyihir itu?” Jackson memasuki ruangan Klaus dan pria itu mempersilakannya untuk duduk.

            “Tentu. Tak lama lagi aku akan mendatanginya. Tapi sebelum itu, Jack, minta semua anak buahmu untuk tidak meninggalkan tempat ini.”

            “Kau mengurung kami, Klaus. Tanpa makanan?” Nada Jackson terdengar tidak setuju.

            “Aku sudah meminta Rebecca untuk menyediakan persediaan untuk kalian. Patuhi perintahku dan kalian akan aman.”

            “Kau bicara seolah-olah akan pergi dari sini.”

            “Kita sedang melawan penyihir gila dan aku tidak mungkin diam di sini mengawasi kalian. Itu tugasmu. Aku akan melakukan bagianku sendiri.” Setelah menepuk bahu pria itu Klaus pergi.

            Tidak ada yang melihatnya memasuki kediaman keluarga Mikaelson. Tahu akan menemukan dimana keberadaan Elijah, Klaus buru-buru menuju ruang baca saudaranya. Sebelum menaiki tangga dia mendengar suara tawa Rebecca dan Josette. Pembicaraan singkat yang sempat tertangkap pendengarannya adalah kedua wanita itu sedang membahas soal pakaian dan bayi. Tidak ingin mendengar lebih banyak lagi Klaus bergegas menemui Elijah.

            “Melihatmu terburu-buru datang kemari, sepertinya kau mau membicarakan sesuatu padaku.”

            Klaus mengangguk.

            “Sudah bicara dengan Josie soal masalah kalian?”

            “Masalahku dengannya bisa menunggu, Elijah. Kita perlu membahas sesuatu yang lebih penting,” geram Klaus. “Ini soal penyihir itu.”

            Elijah menawarkan segelas anggur untuk Klaus. “Aku mendengarkan.”

            “Ingat pembicaraan terakhir kita? Kurasa aku bisa memancingnya keluar dari tempat persembunyiannya.”

            “Caranya?”

            Klaus tersenyum licik saat membenarkan posisi duduknya. “Ini terlihat akan seperti tipuan sulap.”

            “Tolong jangan bertele-tele, Niklaus.”

            Tawa kecil Klaus menyembur melihat ketidaksabaran di wajah Elijah. “Kubilang kalau dia menginginkan vampir terkuat, bukan? Aku akan mewujudkan keinginan itu dengan sedikit bantuan dari adik kecil kita. Rebecca!” Teriak Klaus memanggil namanya. Karena Rebecca tidak kunjung datang menemui mereka, maka Klaus menggunakan sedikit sihir untuk memaksanya.

            “Sialan kau, Nik!” Teriak Rebecca tampak kesakitan. Seperti ada tali tak kasat mata menariknya ke arah Klaus.

            “Niklaus, kau tidak diizinkan menggunakan sihir pada saudara-saudaramu di rumah ini.” Elijah memperingatkan.

            “Ups. Sepertinya aku lupa aturan itu,” ucapnya sedikit berkelakar. Mengibaskan tangan, Rebecca pun terbebas dari sihir. Klaus melemparkan senyum geli pada Rebecca.

THE PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang