CHAPTER 8 : TIPU MUSLIHAT

38 21 13
                                    

            Seminggu kemudian Klaus kembali turun ke ruang bawah tanah untuk mengunjungi Elizabeth. Dia terlihat seperti tidur tetapi terjaga. Tubuhnya gemetar, matanya terbeliak liar oleh rasa sakit. Di dadanya tertancap sebuah belati. Membungkuk, Klaus mencabut belati itu. Begitu Elizabeth menoleh, Klaus mulai menyeringai.

            “Jadi, katakan padaku, Elizabeth. Sudah seberapa parah kau menderita sekarang?”

            Menunjukkan senyum lemah, lantas Elizabeth menjawab, “Kalau kukatakan pun, kau tidak akan mengakhirinya.”

            Klaus mengangguk-angguk senang. “Itulah seni dari penyiksaan ini.”

            “Bagaimana jika kuberitahu sebuah rahasia, My Love.” Elizabeth tampak mengatur napas. “Rahasia ini ada hubungannya dengan keluargamu. Terutama anakmu yang belum lahir.”

            Sikap dan raut Klaus tampak menegang setelah mendengar perkataan Elizabeth. “Jika kau mencoba—”

            “Aku tidak memintamu untuk melepaskanku,” potong Elizabeth. “Aku hanya ingin lepas dari penderitaan. Dengarkan aku baik-baik, My Love. Sebelum mendatangi kalian, Isaac mencari sekutu yang bisa dia temukan di London. Selain aku dan setengah kawanan werewolf dari Dilarith, dia juga menemui keempat klan werewolf lainnya.”

            “Kenapa dia menemui mereka?”

            “Karena aku memberitahu pada Isaac tentang rahasia yang kalian tutup-tutupi. Biarpun ada yang tidak percaya soal vampir yang punya keturunan.”

            Kedua mata Klaus terbeliak kaget. “BERANI-BERANINYA KAU.” Raungnya.

            Merasa diatas angin, Elizabeth tersenyum. “Kau mungkin sudah membunuh semua yang terlibat dalam penyerangan itu. Tapi ketahuilah, kematian mereka semua justru membuktikan jika apa yang kukatakan benar. Bersiap-siaplah menantikan kedatangan musuh-musuhmu.”

            Mencekik Elizabeth, dengan nada geram Klaus bertanya, “Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?”

            “Karena aku sudah tidak punya harapan lagi. Cintamu padaku sudah musnah karena wanita itu dan makhluk menjijikkan yang sedang dia kandung. Kalau aku tidak bisa memilikimu, sebagai gantinya kau juga harus menderita.”

            Terdengar geraman dari tenggorokan Klaus. Cengkeraman tangannya pada leher Elizabeth mengencang.

            “Terimalah kenyataan ini, Nik. Anakmu tidak akan lahir. Keluarga ini tidak akan pernah mendapatkan—”

            Disertai teriakan penuh amarah, Klaus menggigit leher Elizabeth. Dalam hitungan detik racunnya telah menyebar ke seluruh tubuh wanita itu. Warna kulit Elizabeth berubah menjadi ke abu-abuan. Klaus menatap nanar jasad vampir itu. Ditariknya sebelah tangan Elizabeth, membawanya keluar lantas membakarnya.

 Ditariknya sebelah tangan Elizabeth, membawanya keluar lantas membakarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
THE PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang