CHAPTER 10 : KELUARGA DIATAS SEGALANYA

34 20 11
                                    

            Pertama, Kol menggendong Josette masuk lebih dulu ke dalam kolam renang yang sudah berubah menjadi air es berkat mantra dari Klaus. Selyn yang hanya menonton dari pinggir kolam saja dibuat menggigil karena dinginnya air namun, tidak begitu yang dilihatnya dari vampir-vampir ini. Tak nampak di wajah mereka sedikit pun tanda-tanda orang yang menggigil. Selyn tidak tahu sudah berapa lama mereka berendam, yang jelas tak lama lagi matahari akan terbit dan Klaus pun masih tampak terus merapal mantra.

            Salah satu saudara perempuan Klaus sejak tadi menarik perhatian Selyn. Ya, dia adalah Josette. Dia tahu jika mereka semua adalah vampir namun, yang membuat Selyn tidak habis pikir ialah bagaimana seorang vampir bisa mengandung? Selyn harus mencari tahu jawabannya nanti setelah situasi memungkinkan.

            “Kurasa kali ini mantramu gagal, Nik,” ucap Kol setelah sekian lama.

            Sebenarnya Klaus juga tahu namun, enggan untuk menyerah. “Bagaimana dengan keadaannya?”

            “Masih sama,” beritahu Kol.

            “Sialan.” Melirik Josette sejenak, akhirnya mau tak mau Klaus harus mengambil tindakan yang tidak akan disukainya. Keluar dari kolam, setelah menerima handuk dari Selyn, Klaus memasuki rumah untuk berganti pakaian.

            “Kau mau pergi ke mana?” Yang bertanya adalah Selyn dari depan pintu kamar Klaus.

            “Menemui seseorang untuk dimintai tolong,” jawab Klaus cepat lantas melesat keluar.

            Setelah kejadian terakhir dengan Serafina, Klaus yakin seribu persen jika wanita itu pasti membencinya. Dialah orang yang menentang keras agar grimoire milik ibunya tidak ditukar dengan wanita itu. Lalu sekarang, Klaus berada dalam keadaan yang kurang lebih sama. Dia membutuhkan bantuan Serafina. Sebagai penyihir, jika dibandingkan dengan Serafina jelas kekuatan Klaus jauh lebih besar. Namun, ada satu hal yang biasanya dikuasai oleh setiap penyihir tapi Klaus tidak menguasainya. Yaitu membuat ramuan sihir.

            Dia pikir dengan mencampurkan sedikit ramuan sihir untuk mendinginkan darah mereka yang mendidih adalah jawabannya. Menekan bel, lebih dari satu menit hingga pemilik griya tawang itu membukakan pintu. Jika bukan karena membutuhkan bantuan, saat ini juga pasti Klaus akan melontarkan kata-kata jahat penuh ancaman pada Serafina.

            “Halo, Love,” sapa Klaus sambil berusaha tetap berdiri tegak.

            Kehadiran tak terduga Klaus itu sukses mencuri perhatian Serafina. “Apa yang membawamu datang kemari?” Tampak sikap kehati-hatian dalam sikap Serafina.

            Semua orang selalu bersikap seperti itu tiap kali melihatnya. Ada kepuasan tersendiri dalam diri Klaus ketika mengetahui orang-orang takut padanya. “Well, aku membutuhkan sedikit bantuanmu.”

            Serafina tertawa dengan nada menyindir mendengar ucapan tersebut. “Seorang Tribrid meminta bantuan penyihir biasa. Bukankah itu sangat lucu?”

            Jika bukan karena keadaannya yang tiba-tiba melemah, Klaus pasti akan membalas ucapan Serafina, alih-alih kehilangan pijakan. “Tidak apa-apa jika kau tidak mau menolongku. Tapi tolonglah keluargaku. Kumohon.”

            Dengan penuh kekhawatiran, Serafina memapah Klaus masuk ke dalam rumahnya dan mendudukkan pria itu di salah satu sofa. “Tubuhmu panas sekali,” kata Serafina terlihat bingung.

            “Ini karena ulah Michelle. Dia membuat darah dalam tubuh kami mendidih,” beritahu Klaus sedikit kepayahan

            “Michelle Larue? Kupikir dia sudah mati akibat mantra kutukan yang kau buat.”

THE PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang