CHAPTER 15 : HYBRID

35 14 0
                                    

            Satu dekade penuh ditinggal oleh para penghuninya, akhirnya rumah itu kembali didiami kembali setelah lama ditinggalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Satu dekade penuh ditinggal oleh para penghuninya, akhirnya rumah itu kembali didiami kembali setelah lama ditinggalkan. Jika sebelumnya keluarga Mikaelson tinggal di sebuah mansion yang jauh dari keramaian, lain halnya dengan rumah lama mereka. Bangunan itu berada di pusat kota. Di sekitarnya banyak pub maupun restoran-restoran yang tak pernah sepi pengunjung. Jadi, bisa dibayangkan seperti apa hiruk-pikuknya di sana.

            Bangunan rumah itu sendiri terdiri dari tiga lantai dengan gaya halaman tertutup. Memasuki halaman, ada sebuah kolam air mancur yang airnya pernah berubah menjadi merah akibat pertumpahan darah di tempat itu. Itu adalah salah satu kisah lama dibalik rumah ini.

            “Aku lebih suka tinggal di mansion dari pada rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            “Aku lebih suka tinggal di mansion dari pada rumah ini.” Rebecca mengeluh.

            “Tetap saja, ini adalah rumah keluarga kita,” kata Kol sambil melirik Elijah.

            “Biarpun suasananya muram,” tambah Josette, mengikuti yang lainnya menaiki tangga menuju kamar masing-masing.

            Tetapi Elijah dan Klaus tetap tinggal di halaman.

            “Aku bisa saja memadamkan api itu, Elijah,” ujar Klaus terlihat muram. “Kenapa kau malah membawa kita semua kemari?”

            “Aku tahu. Tapi, kupikir di sana tidak aman. Setidaknya dengan tinggal di pusat kota menjauhkan kita dari serangan musuh.”

            “Rupanya musuh-musuh kita berhasil menakutimu,” ucap Klaus dengan nada rendah disertai tatapan mengejek.

            Elijah tersenyum dan berkata, “Entah kau memikirkannya atau tidak, aku lebih mementingkan keselamatan anakmu beserta ibunya, Niklaus.”

            Rupanya ucapan Elijah itu menyinggung perasaan Klaus hingga dia sontak berdiri dari duduknya. “Jangan kira hanya kau saja mengkhawatirkan mereka, Elijah!” Suara Klaus menggeram.

            “Benarkah?” balas Elijah kalem, agak meragukan perkataan tersebut. Mendongak ke arah ruang baca yang baru saja dimasuki Josette, Elijah berdiri dan langsung menuju tangga. “Ikuti aku, Niklaus.”

THE PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang