TEASER & VISUAL

253 43 15
                                    

            “Kota ini mendapat serangan, Rebecca,” sela Elijah. Tak ada lagi senyum di wajahnya. Karena wanita itu diam saja, dia melanjutkan. “Aku mendapat laporan beberapa orang lokal telah hilang.”

            Alis Rebecca berkerut. “Bisa lebih spesifik lagi? Berapa persisnya jumlah orang hilang ini?”

            “Sepuluh orang.”

            “Sudah tahu siapa pelakunya?”

            Elijah menggeleng. “Bahkan penyihir kenalanku tidak bisa mencari tahu atau melakukan pelacakan.”

***

            Memejamkan mata, Emma mulai merapal mantra. “Libour i' siror. Libour i' siror. Libour i' siror.”

            Meja yang ditiduri Josette bergetar. Itu artinya sihir Emma sedang bekerja. Dia merasa sesuatu yang aneh di udara. Sihir selalu membuatnya mual. Detik berikutnya ketika Emma berhenti merapalkan mantra, wanita itu terlihat terkejut dan cukup lama memandangi Josette.

            “Kau tahu apa yang sedang terjadi padamu?” tanya Emma takut-takut.

            Josette mengangguk kaku.

            “Apakah ini sudah pernah terjadi sebelumnya?”

            “Tidak pernah kurasa,” suaranya terdengar tercekat. “Apa yang kau lihat, Em?”

***

            “Jadi, benar dugaanku. Teror ini bukan serangan biasa,” kata Serafina. Rautnya terlihat serius ketika menatap semua orang di ruangan itu.

            “Elijah bilang ini semacam ritual. Benarkah begitu?”

            Ucapan Rebecca itu membuat Elijah menatapnya tajam. Dia lebih senang kalau menanyakan langsung kepada Serafina, bukan melalui adiknya.

            Serafina mengangguk. “Ini bukanlah ritual biasa,” beritahunya. “Kutakutkan ritual itu untuk melakukan sihir hitam yang kuat, Elijah. Melihat jumlah korban dan simbol ini.”

***

           “Apa yang dikatakan Klaus baru separuh dari apa yang harus kalian dengar.”


            “Memangnya ada lagi?” tanya Klaus.

            Josette memutar badan ke arah Klaus. “Ya, Klaus. Kau mau tahu apa itu?” Untuk sesaat Josette menikmati melihat sorot penasaran dalam mata Klaus. “Aku mengandung anakmu.”

            Tawa Klaus menyembur.

            Rebecca tampak terkejut.

            Hanya Elijah yang masih tetap tenang setelah mendengar pengakuan Josette. “Mana mungkin,” ucapnya pelan dan masih bisa didengar oleh telinga vampir dalam ruangan itu.

            “Itulah yang kumaksud, Brother,” ucap Klaus disela-sela tawanya.

            “Aku sudah meminta seorang penyihir bernama Emma untuk membuktikannya.”

THE PURE BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang