3. Student Exchange

162 11 0
                                    

Saat ini Shakila tengah membaringkan tubuhnya diatas kasur. Meratapi dinding yang ada di dalam kamarnya dalam keadaan hening, dan pikirannya entah kemana.

"Ibu, ibu kemana? Kenapa tidak membawa aku kalau misalkan ibu pergi. Apa karena ibu tidak sayang kepada diriku? Aku rindu, bu." Gumamnya yang saat ini tengah memejamkan matanya.

Ya, Shakila sangat rindu ibunya sejak dirinya masih kecil. Walaupun ia tidak pernah bertemu dengan ibunya sejak kecil, tapi dirinya sangat yakin kalau ibunya ini masih ada diluar sana. Ia terus menunggu agar ibunya kembali dan mengambil dirinya dari sini.

Ayahnya bilang kalau misalkan dirinya ini ditinggalkan ibunya sejak ia lahir. Tapi ia tidak mempercayai omongan Ayahnya. Ia sangat yakin kalau Ibunya ini pasti mempunyai alasan tersendiri kenapa dia meninggalkan dirinya.

Sudah 15 tahun dirinya bertahan hanya untuk melihat ibunya. Menahan berbagai siksaan dari wanita bernama Kathrina selaku sepupu jauh dari ayahnya yang sangat dibanggakan oleh kakeknya. Dia akan memperlakukan dirinya dengan baik kalau Kakeknya dan ayahnya sedang berada dirumah. Kalau mereka berangkat kekantor, Jadilah dirinya si Cinderella.

Ketukan pintu membuyarkan lamunannya. Dengan langkah malas, ia  membuka pintunya. Terdapat Chulso yang sedang membawa makanan serta susu putih hangat untuk dirinya. Ia langsung mempersilahkan Chulso masuk kedalam kamarnya, mereka duduk disofa kamarnya.

"Nona makan ya. Nona kan belum makan sejak sore." Bujukan yang Chulso berikan, sukses membuat dirinya mendengus pasrah lalu mengangguk menerima suapan dari Chulso. Chulso tersenyum ketika dirinya memakan suapannya.

Setelah makan, ia langsung meminum susu hangat yang dibuatkan Chulso. "Nah, sekarang Nona istirahat. Besokkan sudah mulai sekolah lagi." Ujar Chulso seraya membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan kamarnya.

Dan ia hanya bisa mengangguk patuh lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur, ia langsung menarik selimutnya hingga menutupi lehernya, serta memejamkan matanya untuk menuju kealam mimpi.
---

Pagi tiba, ia sudah siap dengan segala keperluannya untuk berangkat sekolah. Ia menaruh tasnya dikedua pundak sempit miliknya. Melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya dengan malas. Menuruni anak tangga dan menuju ruang makan. Disana sudah terdapat Kakeknya yang sedang bersiap untuk sarapan serta wanita yang ia hindari tengah berpura-pura menyiapkan sarapan mereka.

"Pagi, kek!" Sapaan yang ia berikan dengan senyum tipisnya lalu duduk disamping kakeknya.

Kakeknya langsung membalas senyum tipis yang ia berikan dengan senyum merekah miliknya. "Pagi juga, Kila." Sapaan balik yang kakeknya berikan.

Mereka bertiga makan dengan hikmat. sesekali ia menyahuti pertanyaan yang diberikan oleh kakeknya. Setelah selesai makan, ia pun langsung pamit untuk ke sekolah.

Sampai disekolah, ia mulai melakukan kegiatan biasa setiap harinya yang ia kerjakan. Merapihkan lokernya dari sampah, dan berlenggang pergi menuju kelas. memperhatikan guru yang sedang menjelaskan seraya mencatat materi penting yang guru terangkan hingga istirahat.

Ketika istirahat pun ia memilih untuk menyendiri. mengambil makanan yang telah tersedia dikantinnya, lalu ia segera beranjak menuju halaman belakang yang jarang dikunjungi. Entahlah, katanya halaman belakang ada hantu, makanya jarang ada orang yang pergi kesini.

Berbeda dengan Kila yang memilih menyendiri dihalaman belakang. Saat ini Kira sedang mengedarkan pandangannya menelusuri kantin dengan membawa makanan yang ia pegang bersama dengan Jean yang ada dibelakangnya.

"Tidak ada tempat lagi, Ra." Gumam pria ini tepat disampingnya, membuat dirinya langsung menggelengkan kepalanya, lalu menggebrak salah satu meja. "Pindah!" Titahnya kepada keempat murid yang sedang menyantap makananya.

CHANGE FUTURE - JENRINA & JAEMINJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang