Setelahnya, ia membuka buku diary ibunya dengan sangat hati-hati, ketika ia telah selesai membaca surat perjanjian itu.
Jakarta, kota yang bagus akan segala hal. Kota yang mana tempat tujuanku serta orang tuaku pindah karena pekerjaan mereka.
Jakarta, kota dimana aku bisa menemukan banyak kejadian yang aku inginkan serta yang tidak aku inginkan.
Dan Jakarta juga yang menjadi saksi akan ceritaku serta dosa-dosa yang aku perbuat bersama dengannya, Samuel Abraham.
Airin Baskara, namaku. Aku ini tipikal orang yang sangat pendiam, cuek dan suka menyendiri. Aku sangat tidak memperdulikan sekitar. hidup yang aku jalani sangat monoton. Kuliah, dan belajar hanya itu yang aku jalani setiap hari.
Sampai pada saat aku yang diperintahkan untuk membimbing senior yang ada di kampusku yang bernama Samuel Abraham yang terkenal urakan, badboy, dan susah diatur.
Aku menerima? Oh god! Tentu saja tidak! Aku langsung menolak usulan kepala kampusku itu. Tapi kepala kampusku tetap memaksa dengan penuh embel-embel yang sangat menjanjikan menurutku.
Alhasil Aku menyetujui sarannya. Aku mau menjadi pembimbingnya dia untuk memperbaiki nilainya sekaligus membantu ia lulus.
Aku pun menghampiri pria bernama Samuel ini dan menjelaskan kepada dia. Tapi apa respon yang aku dapat? Dia malah meledek diriku, dan juga menertawakan diriku hingga mempermalukan aku didepan umum.
Aku menyerah? Tentu saja tidak! Aku memang cuek dan bodo amat. tapi aku ini orang yang akan tetap bertanggung jawab atas apapun keputusan yang telah aku ambil.
Sampai pada akhirnya pria ini menyetujui saran tersebut dengan syarat mengikuti apa yang diinginkan olehnya.
Kami berlajar bersama setiap akhir pekan untuk menaikkan nilainya dia.
Sampai pada akhirnya dia memintaku untuk belajar bersama dirumahnya. Awalnya aku ragu akan ajakannya dia. Seperti ada sesuatu yang tersirat dari ajakan yang diberikan oleh dia ini. Tapi aku tidak bisa menolak. Jadi, aku menyetujuinya karena perjanjian kami.Seperti yang aku duga bahwa pria ini memiliki makna tersirat akan ajakannya dia. Pria ini mengajak diriku kerumahnya dan memperkenalkan aku sebagai kekasihnya didepan seluruh keluarganya berserta 1 orang perempuan yang sedang duduk menatap diriku dengan tatapan sinis.
Ayah dari pria ini pun marah ketika dia membawa diriku didepan keluarganya berserta keluarga tunangannya. Tapi dia seperti tidak perduli akan itu semua, dan dia tetap menggenggam tanganku.
Setelah membuat kekacauan dibawah, dia segera menyeretku masuk kedalam kamarnya dan kita belajar bersama disana.
Singkat cerita, pada malam dimana aku sedang tidur dengan sangat tenang diapartemen milikku. Suara geduran pintu membuatku terbangun dan membuka pintu itu.
Terlihat pria ini yang mabuk dan langsung menyeret diriku ke dalam, membuang kunci ke sembarang arah dan terjadilah hal yang tidak aku inginkan.
Menyesal? Tentu! Tapi sepertinya tidak ada guna bila menyesalinya hingga larut. Itu akan menghalangi mimpiku untuk menjadi seorang bussnies girl. Alhasil aku melupakan kejadian itu dan menjalani hari-hariku seperti biasa.
Lambat laun hal yang tidak aku sangka dan tidak akh inginkan pun kejadian. Seseorang malaikat kecil hadir didalam perutku.
Aku tidak mau anakku lahir tanpa sosok ayah dikehidupannya. Alhasil aku menemui dia untuk meminta pertanggung jawaban. Tapi jawaban yang dia berikan sukses menganggetkan diriku. Membuat aku langsung sakit, hancur dan juga kecewa. Pria ini malah menuduh diriku kalau itu bukan anaknya dan menyuruh aku untuk menggugurkan malaikat yang sedang tidur didalam perutku.
Aku menyetujuinya? Tentu tidak! Aku memilih untuk keluar dari kampus dan merawat anak ini dengan jerih payahku sendiri.
Namun, lama-kelamaan dia mencari diriku dan membujukku agar mau menikah dengannya. Ralat, memaksa lebih tepatnya.
Awalnya aku tidak setuju, tapi pria ini malah mengancam diriku akan mengambil anaknya ketika sudah lahir jika aku tidak menyetujuinya.
Aku bisa saja menolaknya, namun jika dilihat dari harta kekayaan milik keluargaku tak sebanding dengan keluarganya dia, membuat aku tidak berkutik. Aku juga tidak akan menjadi miskin apabila kedua orang tuaku tidak tau kalau aku sedang mengandung. Orang tuaku mengusirku dari rumah ketika mereka tau kalau aku sedang mengandung dan mengusirku karena tidak mau nama baik keluargaku hancur.
Sampai dirumah keluarganya dia, Ayahnya dia tentu murka. Dia merasa malu terlebih besok hari pernikahan dia dengan wanita lain, wanita yang waktu itu ingin dijodohkan oleh dia. Tapi Ibunya dia justru sebaliknya. Ibunya sangat berbuka hati untuk menerima diriku menjadi menantunya, terlebih ada malaikat keturunan keluarga Abraham yang sedang aku kandung.
Alhasil mereka menikahkan kami dengan sangat meriah. Jika Ibunya terlihat sangat senang dan bahagia melihat aku dan anaknya menikah. Ayahnya dia justru berbeda, dia sangat tidak menyetujui pernikahan ini. Terlebih status aku yang tidak sebanding dengan dia.
Semenjak pernikahan kita berdua yang terkesan terpaksa, dia tidak memperlakukan diriku selayak istrinya. Dia mengaku bahwa dia menikahkan diriku hanya untuk terbebas dengan perjodohan itu.
Aku marah? Sedih? Kecewa? Tidak! Aku tidak ada hak untuk itu. Cukup ria mau menjadi suamiku saja aku sudah bersyukur. Anakku bisa lahir dengan adanya seorang ayah. Aku tidak mau anakku lahir tanpa seorang ayah.
Kelakuan dia semakin parah kepadaku semenjak insiden kematian ibundanya yang menyelamatkan diriku dari tabrakan. Ya, Ibundanya dia yang mendorong diriku dari mobil yang ingin menabrakku.
Dia semakin memperlakukan aku dengan sangat kasar dan tidak berperikemanusiaan. Apalagi Ayahnya dan juga wanita yang dulunya dijodohkan. semenjak kematian ibundanya dia, Ayahnya dia membawa kembali wanita pilihannya dia kedalam rumahnya tanpa memperdulikan statusku sebagai istri dari anaknya. Apalagi ayahnya dia yang selalu mengancam diriku apabila aku tidak bercerai kepada anaknya, keluargaku akan ia bunuh atau anak yang ada didalam kandungan akan ia bunuh atau buang.
Aku tidak mempercayai itu awalnya. Sampai pada akhirnya ada sebuah telepon bahwa kediaman keluargaku didatangi seorang perampok dan membunuh seluruh orang yang ada didalamnya.
Aku takut? Sedih? Marah? Tidak terima? Tentu saja! Tapi apa yang bisa aku perbuat sedangkan aku tidak mempunyai apa-apa.
Sampai pada kelahiranku tiba, aku melahirkan anak kembar yang aku tidak ketahui. Ya, setiap aku mengecek, tidak ada 2 kehidupan didalam rahimku, hanya ada satu. Namun ketika keluar justru ada 2 malaikat cantik.
Setelah melahirkan, Ayahnya dia langsung memberiku dua pilihan. Bercerai dengan anaknya dan membawa satu anakku atau kedua anakjy akan dibuang atau dibunuh, jika tidak mau bercerai dengan anaknya. Awalnya aku tidak percaya dengan ancaman itu. Namun jika dilihat dari kematian orangtua aku, alhasil aku memilih option pertama.
Ya, aku melarikan diri Ke Bandung, Jawa Barat setelah melahirkan dengan membawa satu malaikat kecil yang kuberi nama Shakira Baskara dan meninggalkan satu malaikat kecil bersama suamiku, yang ku beri nama Shakila Abraham tanpa memberitahu suamiku bahwa dia memiliki anak kembar.
Setelah membaca, Shakila langsung menutup buku diary itu dengan perlahan. Ia juga langshng menaruh kembali buku diary itu ketempat semula, sesudah ia foto di ponselnya.
Satu yang harus ia lakukan untuk menjalankan rencananya, yaitu mencari keberadaan Shakira yang merupakan merupakan adiknya yang hanya berbeda 3 menit dari dirinya.
Dimanakah Shakira Abraham ini? Dia tidak bisa melakukan apa-apa sekarang karena saudara kembarnya ini tidak meninggalkan apa-pun, Diary misalnya.
Langsung saja ia membuka buku, menyusun rencana yang akan ia mulai untuk membawa kembali ibunya. Ya, ibu yang selalu ia dambakan akhirnya ia temukan.
'I Found You, mom!' Gumamnya dengan senyuman yang terus mengembang dikedua pipinya, sewaktu ia menuliskan sesuatu dibuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE FUTURE - JENRINA & JAEMINJEONG
FanfictionCERITA INI KHUSUS JENRINA & JAEMWIN/JAEMINJEONG (JAEMIN X WINTER/MINJEONG) SHIPPER! APABILA KALIAN GAK SUKA SAMA SHIPPER INI? TIDAK DI ANJURKAN UNTUK MEMBACA CERITA INI. TAPI, APABILA KALIAN MASIH KEKEH UNTUK BACA? DILARANG UNTUK BERKOMENTAR NEGATIF...