12. I'm Sorry

105 7 0
                                    

Saat ini Shakira tengah menatap layar ponselnya yang sudah beberapa minggu dirinya tidak memberikan kabar kepada ibunya. Entah mengapa perasaannya saat ini sedang gelisah. Dirinya memikirkan ibunya sejak pagi.

Apa harus ia kembali kesana? Tapi ia masih penasaran akan ucapan pria bernama Narendra mengenai ayahnya Shakila dan juga ibunya.

"Sedang apa kau?" Pertanyaan yang Naren berikan, yang tiba-tiba sudah ada dihadapannya. Membuat dirinya langsung mendecak kesal. Dirinya sangat kesal ketika ada seseorang yang mengganggunnya disaat ia sedang berfikir.

"Ada apa?" Sungutan kesal yang ia berikan, dan mulai memasukkan barangnya kedalam tas.

"Sedang memikirkan apa sampai kau tidak sadar kalau bel pulang telah berbunyi sedaritadi dan anak-anak juga sudah pada bubar?" Tanya Naren lagi, yang saat ini tengah menyamakan langkah kakinya yang sangat kecil namun cepat.

Karena tidak ingin memberi tau apa yang sedang ia pikirkan, ia langsung mengedihkan bahunya acuh. "Bukan apa-apa." Jawabnya.

Mereka berdua jalan beriringan menuju parkiran sekolah. "Shit! Siapa yang berani mengotak atik mobilku?!" Makian kesal yang langsung ia berikan, ketika netranya menangkap ban mobilnya kempes. Ralat, mobilnya Shakila.

Dan yang lebih buat dirinya kesal adalah, pria yang ada disampingnya ini malah tertawa. "Butuh tumpangan?" Tawaran yang dia berikan. Dengan helaan pasrah, akhirnya ia menyetujui tawaran yang pria ini berikan. Ia mulai naik keatas dan duduk di jok belakang motornya dia.

"Pegangan!" Peringatan yang diberikan oleh pria ini, sukses membuat dirinya mendecak kesal. "Modusan lamu tidak berla-- yak! Kau sengaja?!" Rutukan kesal yang langsung ia berikan karena pria ini sengaja meng-gas motornya dan membuat dirinya spontan memeluk tubuhnya.

Dan Naren hanya visa terkekeh. "Tentu saja. Pegangan! Aku akan mengebut! Jangan salahkan aku jika kau terjatuh!" Peringatnya lagi. Setelahnya, ia mulai menjalankan motornya meninggalkan perkarangan sekolah yang sepi.

Mereka membelah jalanan dengan keadaan hening, tidak berniat untuk membuka suara sampai pada akhirnya ia sadar bahwa ini bukan arah menuju rumahnya. "Kau mau membawaku kemana?!" Teriakan yang ia berikan tepat di samping telinga pria yang tengah menyetir ini.

"Kita makan terlebih dahulu!" Balasan yang pria ini berikan dengan teriakan juga.

Baru saja ia ingin membalas, pria ini sudah lebih dulu menambah kecepatan motornya, dan sukses membuat dirinya bungkam.

Dilain sisi, ada Shakila yang terus mengkhawatirkan ibunya yang tak kunjung pulang. Sedangkan dirinya menunggu sedari tadi. Bahkan pria bernama Jean yang menemaninya pun sudah pulang kerumahnya.

Ia gelisah dan terus mondar mandir, melihat jam. "Gak bisa! Aku harus melihatnya sendiri!" Finalnya, lalu mulai mengambil jaket jeansnya dan pergi menuju tempat kerja ibunya.

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk ia sampai ditempat kerja ibunya. Setelah sampai, ia segera masuk dan bertanya kepada wanita selaku teman kerja ibunya. "Permisi tante, apakah tante melihat ibuku?" Tanyanya.

Starla yang sedang membuat Coffe untuk pelanggannya pun langsung mengehentikan aktifitasnya, menyuruh karyawan lainnya untuk mengantikan tugasnya lalu menghampiri dirinya. "Bukannya sudah pulang daritadi ya, Kira? Aku tadi izin sebentar jadi aku tidak tau kalau ia sudah pulang atau belum." Tanyanya.

Dan ia hanya bisa tersenyum tipis lalu mengangguk. "Iya, tadi ibu sudah pulang. Namun ibu bilang ingin pergi ke supermarket. Mungkin dia tengah berbincang dulu dengan temannya." Jawabnya, yang mencoba untuk tidak membuat khawatir wanita ini.

"Ah, kalau begitu aku pamit dulu ya. Sepertinya ibu sudah pulang. Sampai Jumpa, tante." Pamitnya.

Starla pun mengangguk. "Sampai Jumpa! Kalau misalkan ibumu belum pulang? Teleponlah aku agar kita bisa mencari bersama." Ucapnya, yang dibalas acungan jempol oleh dirinya.

CHANGE FUTURE - JENRINA & JAEMINJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang