7. KEJUTAN

85 3 0
                                    

Boleh minta komen yang banyak di sini?

REMEMBER FOLLOW, VOTE AND COMMENT ;)

*

Sudah setengah jam aku menaiki mobil dan daerah yang aku lewati tadi berbanding terbalik dengan yang sekarang lewati. Disepanjang jalan yang aku lalui kali ini lebih banyak pohon yang mendominasi, seperti ada di hutan. Pohon-pohon yang tinggi menjuntai dan bahkan ada yang menukik. Aku mengembuskan napas terendah hingga aku memasuki kanopi tanaman rambat yang terawat, aku tersenyum melihat dedaunan bahkan bunga Clematis dan
Petrea Volubilis ada di sini. Aku jadi ingin mengambil foto, kan soalnya bunganya sangat bagus dan memukau dan tiba-tiba Dean menghentikan mobilnya, aku langsung menoleh kepadanya.

“Bunganya sangat cantik, kan, kau juga pernah mengambil foto waktu aku ingin memperkenalkan rumahku. Jadi daripada menunggu, mending sekarang mengambil foto,” katanya, “Di hpmu dulu ada tapi tidak di simpan.”

Aku masih takjub dibuatnya. Dia masih mengingatnya ternyata walau aku lupa ingatan. Aku tersenyum. “Boleh ambilin fotonya?” aku cengingisan. Dean hanya tersenyum dan mengambil ponselku. 

Aku keluar dari mobil bersama Dean. “Kamu foto kayak gimana? Eh, kalau hasilnya jelek jangan salahkan aku ya?” tanyanya.

“Gak bakal,” kataku penuh percaya diri.

“Oke, mau foto kayak gimana?”

Aku cengingisan, “pura-pura candid.”

“Keinginan cewek ribet. Mending foto biasa?”

“Nggak mau. Kalau kamu nggak bisa biar aja deh,” kataku merajuk dan meminta ponselku di kembalikan namun Dean menolak.

“Yaudah, mau gaya apa emangnya?”

Aku tersenyum dan aku memberikan instruksi pada Dean hingga dia mengangguk dan memulai fotonya. Ada lima foto yang bagus namun aku masih kurang sreg dengan fotonya, akhirnya Dean mengalah dan memulai hasil jepretannya.

“Sudah,” katanya sambil menyerahkan ponselku.

“Ini bagus,” kataku pada awalnya, “Ini juga bagus, wah hebat kamu.”

Dean melirik hasil jepretannya dan tersenyum hingga ponselku direbut oleh Dean. “Kita berdua belum foto lho,” katanya sambil merangkulku.

Aku menoleh pada tangannya yang merangkulku dan menghembuskan napas, “Yaudah, foto.”

Akhirnya Dean menyerahkan ponselku namun sebelum aku mengambil foto Dean sudah ada rencana di kepalanya. “Nanti kamu yang megang ponselmu ya, nanti aku, kan di belakang kamu memegang pinggangmu. Terserah kamu pose kek gimana, terserah kamu, oke?” tanyanya.

Aku hanya pasrah saja atas perintahnya, walau aku menolak penuh dia memegang pinggangku namun aku tidak berani mengatakannya. Rasanya aku masih harus mencoba, tidak ada yang salah, aku bergerak dan memposisikan tubuhku dan Dean. Seperti yang bilang, dia ada di belakangku merangkul pinggangku dan aku hanya tersenyum, “Oke, kita ambil foto, ya, satu ... dua ... tig.”

Ketika aku ambil foto dengan cepat Dean mencium pipiku tanpa bilang dulu padaku namun hasil jepretan memang bagus tapi benar saja? Aku merajuk dan menjauh dari dirinya. “Apaan itu?” gerutuku.

GATE OF DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang