Boleh minta komen yang banyak di sini?
REMEMBER FOLLOW, VOTE AND COMMENT ;)
*
Dean menggaet tanganku keluar dari rumah menuju rumah kaca yang ingin dia perlihatkan padaku. Setelah melewati garasi tadi, Dean mengajakku untuk terus berjalan tenang hingga rumah kaca sudah di depan kami. Aku menatap Dean.
“Kamu masuk lebih dulu,” lontarnya.
Aku mengangguk, dan membuka pintu rumah kaca tersebut dan aku di buat terpukau dengan tanaman yang ada di sana. Aku mendekati bunga cremon. Dean mendekatiku setelah masuk di rumah kaca.
“Bagus, kan?” aku tahu dia bertanya tentang bunga yang aku lihat tadi.
“Iya, bagus, banyak sekali tanaman di kebunmu,” ujarku.
Dean memasukkan kedua tangannya di kantung celana dan tersenyum, “Tahu tidak, bunga yang ada di sini punya siapa?”
Aku hanya menggeleng sebagai jawaban. Dean bergerak dan dia menaruh kedua tangannya di pundakku, “Bunga yang ada sini adalah punya kamu.”
Alisku bertaut, “Masa sih?”
“Yah, walau pada mulanya pekerja di sini yang memintanya.”
“Siapa?” tanyaku menunggu jawaban Dean.
Senyum Dean hilang, dan berpikir yang aku lihat, “aku tidak tahu siapa namanya, karena rumah kaca di bangun waktu aku masih SD kalau tidak salah, dan asisten yang memintanya sudah pergi dari sini ke kampung halamannya, itu yang aku tahu.”
Aku mengedikkan bahu, “Sayang sekali.”
Dean memutar tubuhku dan memelukku, aku bergidik atas pelukannya. Dia menyelipkan kepalanya di bahu kiriku dan tertawa. Detak jantungku berseteru terus-menerus akibat perlakuan Dean sekarang. Aku menarik napas rendah. Aku harus berpikir cepat untuk keluar dari posisi ini, dan aku tahu caranya.
“Wah, ada bunga Gaillardia ternyata,” celetukku sembari keluar dari belitan tangan Dean dan mendatangi tanaman yang aku tuju, sedikit tersenyum puas bukan karena aku dapat melihat tanamannya melainkan terlepas dari cengkeraman Dean.
Dean tertawa goyah, “Kamu baru sadar?”
“Iya,” ujarku singkat.
Aku memandang Dean, “Dean, boleh aku pinjam ponselmu untuk foto-foto, ponselku ada di kamar soalnya.”
Dean menggelengkan kepala, menghembuskan napas pada awalnya lalu dia memberikan ponselnya padaku. Aku tersenyum, “Terima kasih, nanti kalau udah selesai aku akan kembalikan ponselmu. Tapi kirim dulu fotoku, ya?”
“Ya.”
Aku memfoto bunga-bunga yang sekiranya Nynda sukai, karena foto itu aku akan aku kirimkan kepada sahabatku. Dia pasti suka dan mau berkunjung ke rumahku. “Sebentar aku akan menemui Pak Danang dulu,” lontarnya.
Aku menoleh, “siapa Pak Danang?”
“Dia yang merawat dan menjaga taman di rumah kaca,” katanya.
Aku hanya mengangguk, mengizinkan dia pergi. “Tapi jangan lama-lama di sana,” teriakku.
Dean hanya mengangkat jempolnya sebagai jawaban. Aku memfoto diriku bersama bunga Suplir. Mayoritas tanaman yang ada di sini memang bagus bahkan bermekaran, dan paling aku suka bunga Cosmos. Bunga sangat indah dan cantik, aku berpikir lagi mengenai rumah kaca-di saat orang-orang sibuk memikirkan pekerjaan mereka, Dean masih bisa merawat tanamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GATE OF DESTINY
Horror"Ketika bangun dari tidur, kau harus menghadapi bahwa hidupnya tidak akan mudah, bahkan mengulang kembali momen penting dalam hidupmu." Itu yang di alami Sea Padma Zera, wanita cantik yang harus mengulang kembali momen-momen penting dalam hidupnya...