Boleh minta komen yang banyak di sini?
REMEMBER FOLLOW, VOTE AND COMMENT ;)
*
Aku menatap langit yang berubah keabu-abuan, menyiratkan akan turun hujan namun seperti anak kecil yang gemar bermain dan tidak mempedulikan situasi, aku masih ada di taman bermain kanak-kanak. Aku bermain jungkat-jungkit dengan temanku, yah, sayangnya Nynda yang selalu menemaniku sekarang tidak ada. Entah kemana dia pergi dan lagi bukan hanya Nynda, orangtuanya pun tidak ada di rumahnya jadi daripada aku memikirkan kemana keluarga Nynda itu pergi, akan lebih baik mencari aktivitas lain, seperti sekarang, bermain dengan teman-teman yang ada di kompleks. Aku tertawa ketika bermain dengan Citra Savitri, di lumayan cukup baik dan ramah, aku senang bermain dengan dirinya.Aku ajak temanku bermain ayunan, dan dia mau walau harus menunggu giliran, dan akhirnya aku menaiki ayunan dan begitu pun dengan temanku. Aku semakin mendorong ayunan agar bergerak cepat tidak dengan temanku, katanya takut jatuh jika terus diayunkan tinggi-tinggi, dan aku berpikir bahwa temanku ada benarnya juga jadi aku menghentikan aksiku dan mengayunkan dengan lambat tapi selamat.
Aku menatap Nenekku dari kejauhan, dia sedang asyik mengobrol. Ternyata banyak anak kecil yang ada di kompleks ini—yang perlahan-lahan kian menyusut dan menyisakan aku dan temanku.
Temanku mendongak, menatap cakrawala yang mendung, “Wah, bentar lagi akan turun hujan, aku gak bisa hujan-hujanan seperti anak kebanyakan. Ntar aku sakit lagi, jadi aku pergi dulu, ya?”
Aku hanya mengangguk. Citra keluar dari ayunan dan melangkahkan kakinya terburu-buru untuk keluar dari taman bermain. Ish, andai saja ada Nynda kemari, aku, kan jadi bisa ngomong sama Nenekku bahwa aku ingin hujan-hujanan, sayangnya Nynda gak ada dan aku gak bisa hujan-hujanan, walau aku bersikukuh tetap saja tidak boleh. Hanya Nynda yang selalu meloloskan aku dari terpaan omelan Nenekku.
Aku menghembuskan napas dan memandang Nenekku yang asyik mengobrol dengan temannya tadi, namun entah kemana dia pergi. Bukan hanya Nenekku, temannya pun tidak ada. Aku mengerutkan dahi, dan keluar dari ayunan. Aku bolak-balik menatap sekitar namun tidak ada Nenekku. Kemana mereka? Aku mengalihkan pandanganku dan berhenti sekejap melihat bocah perempuan di pagar taman. Dia mencengkeram pagar sambil memandangi sekitar. Dia memakai baju warna pink dan rambutnya panjang hingga ke pinggang namun sayangnya aku belum bisa melihat dengan jelas, karena anak itu terhalang oleh pagar.
Aku melangkahkan kaki untuk menghampirinya dan sekarang aku bisa melihat dengan jelas bocah perempuan itu, dia cantik dibingkai wajah yang pas. Hidungnya mancung dan alis dan bibir sempurna, tidak terlalu kecil dan terlalu lebar namun pusat perhatianku jadi tertuju pada boneka yang ia bawa di tangannya. Aku pernah melihatnya, tapi di mana ya, itu?
“Ade sama siapa ke sini?” tanyaku dan melihat sekitar, tidak ada orang selain diriku dan anak perempuan itu, “mau hujan lho de. Kalau mau hujan-hujanan bilang dulu sama Ibumu.” Dia tetap bungkam dan masih memandangi taman bermain. Dia tidak tersenyum seperti yang aku harapkan. Angin menerbangkan daun-daun dan terasa mencekam dari perkiraanku.
“Sebentar lagi mau turun hujan lho, de. Mau aku temani ke rumahmu? Eh, tapi jauh gak?” tanyaku. Dia masih diam-diam saja, namun ada pergerakan di tangannya. Dia memindahkan bonekanya ke tangan kanannya, persis di sisiku. Ayo, ngomong atuh, de. Aku butuh kepastian.
Aku mengembuskan napas. Kalau dia tidak mau ngomong, aku juga gak bisa bantu, “Yaudah, kalau ade bisa sendiri. Aku pulang dulu, takut dimarahin Nenekku.”
Aku buru-buru berjalan tergesa-gesa lalu menoleh sesaat untuk memandang bocah itu, namun tidak ada yang aku temukan. Kemana perginya? Ah, mungkin dia keluar dari pagar dan bermain, karena tidak terlalu jelas taman bermainnya setelah aku berjalan tadi—yang jelas bocah itu gak ada. Aku melangkah kembali hingga pusat perhatianku tertuju pada ibu-ibu paruh baya, apa itu Nenekku?
KAMU SEDANG MEMBACA
GATE OF DESTINY
Horor"Ketika bangun dari tidur, kau harus menghadapi bahwa hidupnya tidak akan mudah, bahkan mengulang kembali momen penting dalam hidupmu." Itu yang di alami Sea Padma Zera, wanita cantik yang harus mengulang kembali momen-momen penting dalam hidupnya...