senja

277 15 0
                                    

Saat itu hari mulai senja, Tia da Gion selesai membereskan Barang-barang Reina Di kamar inapnya.

Cahaya matahari terbenam bisa dilihat dari jendela kamar.

Pintu terbuka, dan Terlihat seorang perawat yang membawakan Nampan berisi makanan dan juga sebuah berkas.

"permisi.......dengan keluarga pasien kan?"

Ucap perawat itu sembari menaruh nampan di meja samping Kasur.

"Ya kenapa ya Suster?"

Jawab Tia, sembari Menatap Perawat itu bingung

"kalian Baru datang ahri ini kan? Jadi dimohon untuk menandatangani beberapa berkas"

"oh ya oke.....Reina sama ayah dulu ya"

Tia keluar dari Ruamgan itu bersama dengan sang perawat

"hm....perawatnya lumayan ya Reina?"

Ucap gion dengan nada bercanda sembari menatap putrinya dengan seringai

Reina menatap ayahnya datar dan seketika Reina menatap Gion jijik

"hah?......"

Suara Reina sedikit berat dan ditekan.

Gion seketika diam dan terkekeh gugup melihat ekspresi putrinya yang menatapnya jijik

"ah...bukan gitu Rein......Maksud ayah...lumayan ya perawatnya buat jadi ibu tiri kamu ahaha"

"Ayah mau poligami?"

Tanya Reina yang kini sedikit Tenang

"ah ya kalo bisa ahaha"

"Reina bilangin bunda

Gion sedikit panik mendengar bahwa Reina akan melaporkan hal itu

"ja-jangan lha!.........kamu mau ntar jadi Broken home?"

"jujur aja Asal Reina bareng bunda sama Reika, Reina gak peduli sama Ayah"

Reina mengalihkan wajahnya Dari pandanga Gion

"kejam banget, kamu anak siapa sih kejam banget?"

"udah tau aku anak bunda pakek nanya"

Reina menatap Gion kosong

"Agh....berarti kamu bukan anak ayah dong?"

"bukan aku anak Bunda doang"

Gion menatap putrinya datar.

"Reina kamu tuh bukan anak bunda seorang, kamu juga anak ayah"

"tanpa ayah kamu gak akan tercipta lho"

"kok gitu?, kan yang ciptain aku Tuhan yang maha kuasa"

"anjir lah, punya anak yang satu pinter yang satu goblok....."

Gumam Gion, Reina kembali menatap jendela menikmati indahnya senja dari jendela.

Gion menatap Reina yang Sedang melihat senja di balik jendela

"ah Reina kamu belum makan, susternya udah Repot-repot bawain buat kamu lho, sayang kalo gak dimakan"

"Repot-Repot? Ya gak lha....orang itu tugas mereka buat Merawat pasien"

Gion menunduk, otaknya terpukul Fakta yang dikatakan Reina.

"yha...yaudahlah tinggal makan aja, kalo gak ayah yang makan nih"

"Iya iya....bawel"

Reina mengambil nampan dan mulai memakan makanannya.

.............................................................................................
Matahari mulai Terbit dari arah biasanya.

Cahaya matahari menusuk mata Reina dari sela-sela jendela kamar

Reina masih tertidur di Ranjang Rumah sakitnya. Tanpa Reina sadari orang tuanya sudah pergi kembali ke kota dan meninggalkannya sendirian.

Reina mulai membuka matanya, Saat matanya terbuka Terlihat sebuah Vas bunga dan sebuah catatatan di bagian depan Vasnya.

Vas bunga itu diisi oleh bunga tulip kesukaan Reina.

Saat Reina bangkit dan meregangkan tubuhnya, Reina baru menyadari terdapat catatan di Vas bagian depan.

Catatan itu bertuliskan.

"Reina sayang, maafin bunda sama ayah ya karena pergi gak bilang sama kamu.

Tapi Hari ini kami berdua harus kerja buat bayar Perawatan kamu, ini semua demi kamu jadi mohon dimengerti ya.

Tenang aja Reika bakal dateng kok, temenin kamu buat beberapa hari kedepan ya."

Reina yang sudah cukup dewasa pun hanya bisa mengangguk meski tiada seorangpun akan melihatnya.

Pintu terbuka, Reina mengira mungkin itu adalah Reika namun ternyata itu adalah seoramg Dokter muda ahli spesialis Jantung.

"halo...."

Dokter itu menyapa Reina dengan senyuman lembut.

"ha-halo......"

Reina cukup gugup karena ini pertama kalinya ada lagi yang mengajaknya bicara, Selama beberapa tahun Reina hanya berbincang dengan keluarganya.

Laut Pasang Surut (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang