."Mas kamu mau bangun nggak sih? Nanti pagi jam 7 kamu ada meeting sama direktur Wang,"
Chenle terus berteriak dari dapur, lima menit lalu ia sudah datang kekamar untuk membangunkan suaminya tapi apa yang Jisung katakan?
"Bentar dek, lima menit lagi, kamu mandiin Kak Al sama dek El dulu gih,"
Begitulah ucap Jisung,
Keseharian Chenle sebagai seorang Young Mom menurutnya sedikit merepotkan tetapi juga menyenangkan.
Dimulai dari bangun sekitar pukul lima pagi, mandi beberes kamu dilanjut memasak sarapan, kemudian disambung membangunkan anak-anak, menyiapkan pakaian kerja Jisung dan mengantar anak sekolah.
Oh iya berbicara tentang anak-anak, si kecil kembar itu sekarang sudah memasuki usia ke lima, artinya konflik itu sudah reda sedari lima tahun yang lalu.
"Mima kakak pengen mam udang," celetuk si kakak di meja makan.
Jisung yang memang sedikit masih ngantuk sontak menatap hangat si kakak.
"Kakak ngga mau sayur? Padahal Mima masaknya enak loh, liat Baba sama adek aja suka makannya," timpa Jisung sambil berusaha menarik gairah si kakak agar makan sayur.
Si kakak hanya geleng kepala, tak minat dengan masakan sop sayur yang dibuat Chenle pagi ini.
"Baba kakak itu ndak cuka cama sayul, kalau kata Abi kakak itu cukanya cieput(seafood)" timpal El.
Memang Al itu lebih dekat dengan Jeno, kakeknya. Karena Jeno selalu saja memanjakan mereka berdua, berbanding terbalik dengan Jaemin.
Sebenarnya Jaemin juga sayang dengan mereka berdua, tapi tau batasan juga supaya tak terlalu memanjakan anak.
"Yasudah yasudah, Mima gorengin kamu udang sebentar Nee," ujar Chenle sambil mengecup dahi si kakak sebelum menggoreng udang.
"Lain kali kakak tidak boleh seperti itu ya, makan apa yang Mima masak, nggak boleh terlalu nuntut, kasihan Mima, padahal Mima sudah masak dari pagi, bayangin bagaimana cape nya Mima masak ketika kalian dan Baba masih bobo," wejang Jisung kepada anaknya dengan lembut.
Al melihat Mimanya perlahan, lantas turun dari kursi dan memeluk tubuh Mimanya dari belakang, lucu sekali bahkan tubuh si kakak belum ada SE pinggang Mimanya.
"Eh kak, awas sayang Mima lagi deket kompor,"
Chenle lantas berbalik ke belakang dan menggendong anaknya, mencium setiap inci wajah si kakak sembari mengusap wajah si kakak yang hampir mau menangis.
"Kakak kenapa sayang? perlu cerita sama Mima?"
Al mengangguk, raut wajahnya seakan ditutupi agar terlihat tak menangis di depan Mimanya.
"Mima cape ya? misal Mima cape udangnya ga jadi juga tidak apa-apa kok, hiks kakak ngga papa makan cayul sepelti adek,"
Aigo lucunya, Chenle ingin sekali mencubit pipi gembul putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝙶𝙴𝙱𝙴𝚃 𝙺𝙰𝚆𝙸𝙽 𝟸 | 𝙲𝙷𝙴𝙽𝙹𝙸 🔞
RomanceFase cinta itu bermula dari benci disambung ejek-ejekan, kemudian setiap ada masalah saling curhat, lantas bersama-sama, dilanjutkan suka, berkedok bilang nggak cinta tapi setiap keluar tanpa dia selalu cemburu, disambung bilang cinta menikah, enak...