Hari sudah berjalan seperti biasa, kembalinya Kakak yang sudah mulai bersekolah membuat si adek semangat sampai ke kepayang.
Padahal si kakak baru aja izin tiga hari tak masuk, udah seperti tiga tahun tak ketemu aja nih si adek.
"Mima nanti Al sama El biar sekalian berangkat sama aku aja, kamu istirahat pasti cape kan," ujar si Baba yang sedang menunggu sarapan dari si Mima.
"Loh tumben Ba, ngga papa biar Mima aja yang anter anak-anak ke sekolah, nanti kamunya terlambat," jawab si Mima yang masih terlihat sibuk memasangkan dasi kerja suaminya.
Memang Jisung kerjanya apa sih? Kok bisa sesukses sekarang?
Buat kalian yang belum tau riwayat hidup Chenle dan Jisung mending dibaca dulu biografi mereka, kisah hidup berpacaran mereka di season satu deh.
Mereka itu udah bersama dari lama, hanya saja dulu mereka belum sematang sekarang.
Chenle itu adalah definisi cinta sejati nya Jisung pasca anak itu sedari nol, dimana hujam masalah bertubi-tubi pada mereka dulu datang.
Ketika mereka lantang menyuarakan bahwa mereka bisa tanpa kedua orang tua yang sedang Bubrah.
Ketika mereka lantang mengatakan bahwa cinta mereka abadi, ketika suasana genting antara konflik kedua orang tuanya mencuat.
"Sayang kamu punya cape ngga sih, serius ini aku nanya,"
Jisung heran dengan istrinya ini, bayangin apa Chenle tak kenal yang namanya lelah, bahkan melihat istrinya saja Jisung cape sendiri.
Bayangkan anak itu sudah bangun pukul empat pagi, membersihkan kamar nya dan anak-anak, dilanjut dengan memasak, menyiapkan keperluan pagi suami dan anak-anak kesekolah, dilanjut nanti bebersih dapur rumah setelah semuanya pergi.
Begitu terus,
Chenle beberapa kali menolak, ketika Jisung menawarkan jasa Art, dirumah mereka pekerja disana hanya Mang Ujang, itu saja tugasnya hanya diminta untuk membersihkan luar rumah dan menjaga keluarga Park.
"Kamu lebay banget, udah biasa ah istrimu ini mas, kamu ngga usah berlebihan gitu, kamu yang lebih cape kerja dari pagi sampe malem," celoteh Chenle sambil mengusap dada suaminya.
"Cie Mima sama Daddy lomantis, kalian pacalan ya?"
Atensi mereka berhenti ketika si adek dengan suara jahil meledeknya, ikut bergabung.
"Heh pacaran pacaran, ngga boleh gitu adek, sini Mima bantuin pakai sepatu,"
Jisung tertawa melihat tingkah si adek, ghibah able banget, beda sekali dengan si kakak.
"Kak, sini Baba bantuin kamu nali sepatu nya," selagi adek sama Mima, sekarang si Abang dibantuin sama Baba.
"Mima Mima, adek pengen beli cepatu balu deh, cepatu ini sepeltinya udah kuno, adek ngga mau ah,"
Tuhkan rewel, pagi pagi pasti ada aja tingkah si adek ini.
"Iyadeh nanti pulang sekolah kalian belanja sama Mima buat beli sepatu, nanti Baba kasih uang," si ayah yang merasa peka lantas melihat kearah istrinya.
"Adek adek, kamu mah hampir tiap bulan ganti sepatu, apalah daya Mima dulu yang harus nunggu naik kelas baru dibeliin sepatu sama kakek," celetuk si Mima.
"Masa sih Mima, kok Kakek pelit banget," itu suara si kakak yang demo.
"Heh ngawur, kakek itu ngga pelit, cuma lebih sayang ke barang aja, kalau barangnya masih bisa layak digunakan kakek ngga ngijinin Mima beli baru, biarkan memakai barang lama selagi masih bagus," terang si Baba.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙽𝙶𝙴𝙱𝙴𝚃 𝙺𝙰𝚆𝙸𝙽 𝟸 | 𝙲𝙷𝙴𝙽𝙹𝙸 🔞
RomanceFase cinta itu bermula dari benci disambung ejek-ejekan, kemudian setiap ada masalah saling curhat, lantas bersama-sama, dilanjutkan suka, berkedok bilang nggak cinta tapi setiap keluar tanpa dia selalu cemburu, disambung bilang cinta menikah, enak...