Marah

10.7K 563 6
                                    


Salma melirik jam tangannya. Sudah hampir jam 3. Ia berpikir sejenak sebelum bangun dari kerusinya dan menapak ke ruangan Rony lalu mengetok pintu sebelum masuk ke dalam.

Kelihatan Rony dengan kaca matanya sedang fokus dengan komputer di hadapannya.

"Permisi Pak Rony."

"Hm." Ia hanya menyaut tanpa mengalihkan pandangannya dari komputer.

"Udah hampir jam 3. Bapak ada rapat sama karyawan di ruang meeting." Jelas Salma.

"Iya sebentar lagi saya ke sana." Jawab Rony tanpa melihat Salma.

Salma masih setia berdiri menatap Rony. Ia kelihatan seperti ingin mengatakan sesuatu. Raut wajahnya terlihat ragu.

Rony yang sadar Salma masih di situ pun mengangkat wajahnya menatap Salma. Ia mengangkat satu alisnya.

"Em, saya mau minta maaf soal tadi siang." Ucap Salma perlahan. Ia menunduk.

Rony diam sejenak.

"Minta maaf buat apa?" Tanya Rony sambil melepas kaca matanya. Ia bersandar di kursinya sambil menatap Salma.

"Karena saya udah bikin keributan di hari pertama kerja." Salma masih menunduk tidak berani menatap Rony.

"Saya ga melihat ada keributan tadi." Ucap Rony datar.

"Tapi tadi bapak nyuruh saya hati-hati." Ucap Salma sambil memainkan jari-jarinya.

Rony bangun dari kursinya. Satu tangannya di dalam saku. Ia berjalan ke arah Salma dan berhenti tepat di hadapan gadis itu.

Salma yang tadinya hanya menunduk mengangkat wajahnya. Pandangan mereka bertemu. Salma menatap Rony dengan tatapan polosnya sambil sesekali mengerjapkan matanya.

"Kamu ga sayang sama diri kamu?" Tanya Rony.

"Sayang lah."

"Yaudah, hati-hati jangan sampe lecet." Setelah mengatakan itu Rony berjalan keluar dari ruangan.

Salma mematung di tempat. Ia masih mencoba mencerna omongan Rony tadi. Entah sudah kali keberapa ia dibuat speechless sama atasannya itu.
Setelah beberapa detik, Salma bergegas mengikuti Rony ke ruangan meeting.

Sampai di ruang meeting Salma mengambil tempat di samping Rony. Sementara beberapa karyawan lain sudah memenuhi ruangan tersebut.

Semenjak awal Salma masuk ke ruang rapat ada sepasang mata yang melihatnya dengan tatapan penuh kebencian. Ya, orang itu adalah Dania.

Rony memulai rapat. Salma hanya menyimak dan mencatat beberapa hal penting.

'Duh, ni pulpen pake acara kehabisan tinta lagi, mana gue ga bawa cadangan.' Salma membatin. Ia menghela nafas perlahan.

Rony terlihat sedang fokus memberi ucapan. Sesekali matanya memerhati Salma di samping. Tangannya bergerak mengambil pulpen di hadapannya lalu ia membuka tutup pulpen itu dan meletakkannya di hadapan Salma tanpa menghentikan ucapannya. Tatapannya lurus ke depan menghadap para karyawan.

Salma agak kaget sebelum mengambil pulpen itu dan melanjutkan catatannya. Jujur hati mungilnya sedikit tersentuh dengan perlakuan laki-laki itu.

"Baiklah. Itu saja untuk kali ini." Ucap Rony mengakhiri rapat. Ia bangun dari kursi dan berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Karyawan lainnya mulai meninggalkan ruangan. Sekarang tersisa Salma karena ia harus memastikan ruangan rapi sebelum keluar. Dan ternyata masih ada Dania juga yang entah kenapa belum keluar. Ia berjalan mendekati Salma.

Melophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang