Broken

12.1K 757 19
                                    


Salma menghempaskan tubuhnya ke kursi. Banyak yang harus ia urus sementara Rony di Brunei.

"Capek." Keluhnya dengan bibir melengkung. Ketiadaan Rony di kantor melunturkan semangat Salma. Sepertinya gadis remaja itu sedang di fase bucin-bucinnya. Ngomong-ngomong soal Rony, Salma jadi teringat kembali kejadian semalem di apartemen Rony. Senyuman terukir di bibirnya.

"Kamu adalah arti cinta yang sebenarnya." Ucap Rony penuh kelembutan dan ketulusan.

Jantung Salma seakan berhenti berdetak. Belum pernah ia merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Matanya terpaku di mata teduh milik Rony. Mata yang selalu menatapnya dengan tatapan yang sangat dalam.

"Flora cuma masa lalu. Masa lalu yang ga pengen aku ulangi lagi. Saat aku ngambil kamu dari orang tua kamu, detik itu juga aku udah jadiin kamu masa depan aku. Masa depan yang ga mau aku lepaskan." Ucap Rony penuh makna. Ia tidak bisa mengucapkan kata-kata romantis. Yang keluar dari mulutnya hanyalah apa yang benar-benar terbuku di hatinya.

Rony mengusap air mata Salma dan menurunkan tangannya menggenggam tangan Salma.

"Maaf ya kalo aku belom bisa bikin kamu nyaman, aku juga ga pinter merangkai kata-kata tapi harus kamu tau aku sayang kamu Salma." Mata Rony berkaca-kaca.

"Jadi jangan pergi dari aku ya?" Pinta Rony sungguh-sungguh.

Salma benar-benar dibuat terharu. Belum pernah ia merasa dicintai sehebat ini. Belum pernah ia melihat laki-laki setulus Rony. Entah apa yang akan terjadi ke depannya tapi Salma tidak bisa lagi terus-terusan menyangkal perasaannya. Harus ia akui bahawa ia sudah terjatuh sedalam-dalamnya pada Rony.

Dengan senyuman manis Salma mengangguk yakin.

Rony menarik Salma ke pelukannya. Ia memeluk erat gadis kesayangannya. Hatinya lega setelah mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Salma membalas pelukan Rony. Pelukan ternyaman yang tidak mau ia lepaskan.

Setelah beberapa menit dengan posisi itu Salma meleraikan pelukan mereka dan menatap Rony.

"Mau pulang sekarang?" Tanya Rony.

"Gamau pulang." Rengek Salma. Tangannya memainkan jari-jari Rony.

Rony tertawa kecil melihat kelucuan Salma.

"Udah malem ini." Rony mengusap kepala Salma gemas.

"Yaudah aku nginep aja." Pinta Salma.

Rony tersenyum tipis.

"Ga bisa sayang. Besok subuh-subuh aku udah berangkat." Ucap Rony membujuk Salma.

Salma memanyunkan bibirnya. Rasanya ditinggal suami tuh ga enak banget ternyata.

"Minta dicium?" Tanya Rony mesum.

"Apasih." Salma salting sendiri.

"Makanya jangan manyun gitu. Ga tahan aku." Ucapan Rony mendapat tabokan dari Salma.

"Mesum!" Celetuk Salma.

Tawa kedua-duanya pecah. Mereka sama-sama berharap kebahagiaan ini akan bertahan selamanya.

"Huwa kangen!" Teriak Salma tidak terlalu keras. Ia menundukkan kepalanya ke meja.

"Kangen siapa Sal?" Tanya Nabila jahil. Ia tidak sengaja mendengar teriakan Salma. Awalnya ia mendatangi Salma untuk mengajak gadis itu makan siang.

"Eh Bil. Kamu ngapain di sini?" Tanya Salma kaget.

"Aku mau ngajak kamu makan siang. Eh taunya lagi uring-uringan. Kangen Pak Rony yah?" Nabila tersenyum jahil.

Melophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang