Ancaman lagi

12.6K 748 37
                                    


Salma merapikan hijabnya sembari mengaca. Sudah dua hari semenjak ia pulang dari rumah sakit dan hari ini ia sudah siap untuk bekerja lagi.

"Berangkatnya dianter Arhan aja ya?" Ucap Rony yang sedang memasang dasi. Dua hari ini ia tinggal di rumah Mama Rina. Hubungannya dengan Salma juga semakin membaik.

"Kenapa?" Salma membalik badan menatap Rony.

"Gue langsung ketemu klien." Jelas Rony.

"Aku ga ikut?" Tanya Salma. Entah kenapa belakangan ini ia jadi pengen nempel terus sama Rony tapi tentunya ia tidak akan terang-terangan nunjukin itu. Gengsi itu nomor satu.

"Engga. Gue sama Paul." Rony masih fokus dengan dasinya.

Salma mengangguk paham. Ia mendekati Rony karena melihat laki-laki itu kesusahan memasang dasinya. Tangannya mengambil alih dasi itu.

Rony tertegun dan membiarkan Salma memasang dasi di lehernya. Ia seneng melihat perubahan Salma akhir-akhir ini. Sudah tidak kaku lagi.

"Biasa aja ngeliatinnya." Celetuk Salma. Walaupun matanya fokus memasang dasi tapi ia dapat merasa Rony sedang memerhatikannya.

"Lo cantik." Ucap Rony menatap Salma dengan tatapan yang sulit diartikan. Mau tau seperti apa tatapannya?

 Mau tau seperti apa tatapannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti ini :)

Pipi Salma memanas. Rony memang paling bisa mengobrak-abrik hatinya.

Tahan Salma tahan.

"Udah." Ucap Salma setelah selesai memasangkan dasi dengan rapi.

"Makasih." Ucap Rony tulus.

"Yuk turun sarapan dulu." Ajak Salma tidak tahan berlama-lama dengan Rony seperti ini. Bahaya buat jantungnya.

Mereka keluar dari kamar menuju ke dapur.

"Pagi Papa, Mama, Bang Arhan." Sapa Salma ceria seperti biasanya. Ia mengambil tempat di hadapan Mama Rina sementara Rony duduk di sebelahnya berhadapan dengan Arhan.

"Udah mulai kerja lagi dek?" Tanya Papa Denis.

"Iya Pa. Bosen di rumah terus." Ucap Salma sembari duduk di hadapan Mama Rina dan mulai menyendokkan nasi goreng ke dalam piringnya.

"Jangan telat makan lagi ya dek." Pesan Mama Rina.

"Iya Mama."

"Lo jadi nebeng gue Ca?" Tanya Arhan. Ia sudah dikasih tau Rony buat nganterin Salma ke kantor.

"Jadi dwong." Jawab Salma dengan mulut yang penuh.

"Kenapa ga berangkat bareng Rony?" Tanya Papa Denis.

"Soalnya Ron- eh Kak Rony ada janji sama klien." Salma mengoreksi perkataannya. Bisa-bisa ia kena omel lagi sama mamanya seperti tempoh hari. Habis-habisan ia diceramahi mamanya karena memanggil Rony dengan sebutan nama.

Melophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang