A Kiss

14.5K 804 22
                                    


Salma terjaga di jam sembilan malam karena tengkorokannya kering. Ia bangkit dan duduk di kasur sebentar. Bulu kuduknya meremang saat mendengar hembusan napas di sekitarnya. Ia mencari dari mana datang suara itu.

Ternyata Rony yang sedang tidur di lantai sebelah kasur yang ditiduri Salma. Ia tidur hanya beralaskan selimut tipis dan bantal. Terbesit rasa kasian dalam hati Salma melihat Rony meringkuk kedinginan. Posisi Rony yang tiduran sambil menghadap ke arah Salma memberi akses untuk Salma menatap wajah itu.

Salma bangun dari kasur dengan hati-hati tidak mau membangunkan pria itu. Ia keluar dari kamar untuk mengambil minum. Suasana rumah Pak Agus sangat sepi. Sepertinya sudah pada tidur. Keluarganya memang menginap di sini karena terlalu lelah jika harus berkendara. Mama Sari sudah pulang karena ada urusan.

"Kebangun?" Suara berat dari seseorang mengagetkan Salma. Ia menoleh. Kelihatan Rony dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur. Dan sialnya ia terlihat sangat tampan.

"Hm." Salma menjawab tanpa melihat Rony. Ia berdiri membelakangi Rony sambil menghabiskan minum.

Rony menghampiri Salma dan berdiri di sebelahnya.

"Besok pulang bareng gue." Ucap Rony singkat dan tidak mau dibantah.

"Emang karyawan harus nurut kan sama atasan? Yaudah." Salma membalas dengan sinis. Ia membuka langkah untuk pergi dari situ namun lengannya dipegang oleh Rony. "Apaan sih?" Salma menarik tangannya dari genggaman Rony.

"Gue suami lo kalo lo lupa." Ucap Rony penuh penekanan.

"Dan saya harap bapak ga lupa kalo saya ga pernah setuju sama pernikahan ini." Ketus Salma. "Oh dan satu lagi, besok hari terakhir kan saya sebagai karyawan bapak, berarti setelah ini bapak ga punya hak buat ngatur-ngatur saya."

Rony mendekat ke arah Salma. Gadis itu gelagapan memundurkan langkahnya. Melihat Salma akan membentur pinggiran meja Rony dengan cepat mengikis jarak di antara mereka dan meletakkan tangannya di ujung meja supaya Salma tidak terbentur. Mata mereka saling bertemu dengan jarak yang sangat dekat.

Detak jantung Salma kian melaju.

"Coba ulangin omongan lo tadi." Ucap Rony tepat di hadapan Salma masih menatap mata indah itu.

Suara berat itu sukses membuat Salma merinding. Ia membuang pandang tidak sanggup bertatapan dengan pria itu.

Rony tersenyum smirk. Ia sepertinya sudah hafal bagaimana cara untuk menjinakkan gadis itu.

"Ga berani hm?" Tanya Rony menantang. Matanya masih setia menatap wajah cantik itu. Dari mata bundarnya, hidung cantik turun ke bagian yang bikin Rony gagal fokus, bibir merah milik Salma.

Salma yang memang tidak bisa ditantang kembali menatap Rony dengan sok berani dan wajah galak yang terlihat imut itu.

"Saya bilang bapak ga punya hak buat..."

"Lanjutin ucapan lo gue cium di sini juga." Ancam Rony mesum.

"Bapak kira saya takut?" Salma masih sok berani. Ia kira Rony hanya sekedar mengggertaknya tanpa ia sadari di hadapannya ada pemangsa yang siap menerkam mangsanya.

"Jangan nantangin." Ucap Rony dengan suara yang kian memberat. Matanya tidak lepas dari bibir Salma.

"Kenapa saya harus nurut? Ini di luar jam kantor jadi bapak ga bisa ngatu..."

Cup !

Ucapan Salma terhenti. Matanya melotot kaget. Ia hanya bisa diam saat benda kenyal itu menempel di bibirnya.

First kiss gue !

Rony memejamkan matanya menikmati kemanisan bibir itu. Satu detik, dua detik sebelum ia menjauhkan wajahnya.

Melophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang