Trauma

13.2K 760 48
                                    


Tiba hari minggu di mana hari yang paling dinanti oleh Salma karena hari ini ia akan melihat Rony bermain sepak bola.

"Kak Sal, kita duduk di sana yuk." Ajak Nabila sambil menunjuk bangku paling depan.

"Ayo." Mereka berjalan beriringan menuju ke bangku tersebut.

Belum sempat mereka menduduki bangku tersebut, datang seorang perempuan mengambil tempat duduk mereka.

"Eh Sal, ayo sini aja." Ucap Flora yang baru saja menduduki tempat mereka. Ia menepuk bangku yang masih kosong di sebelahnya.

"Kak Sal mau duduk di situ? Kalo gamau kita pindah belakang aja." Bisik Nabila. Ia paham Salma kurang nyaman dengan keberadaan Flora yang notabenenya adalah mantan dari kakaknya.

"Gapapa Bil. Ayo." Salma langsung duduk di sebelah Flora sambil membalas senyuman gadis itu.

"Gasabar liat Rony main bola. Pasti keren ya?" Ucap Flora dengan excited.

Salma hanya tersenyum tipis.

Suara peluit menandakan permainan akan segera dimulai. Para pemain mulai memasuki area lapangan. Mata Salma mencari-cari keberadaan suaminya.

Senyuman terukir di wajah Salma saat matanya berhasil menangkap sosok pria tampan yang mengenakan jersey berwarna hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyuman terukir di wajah Salma saat matanya berhasil menangkap sosok pria tampan yang mengenakan jersey berwarna hitam.

"SEMANGAT RONYY!!" Teriakan dari Flora melunturkan senyuman Salma.

Rony mencari keberadaan istrinya. Ia tersenyum saat menemukan Salma yang sedang duduk di bangku paling hadapan.

Salma membalas senyuman suaminya. Benar saja Rony terlihat berlipat kali lebih ganteng mengenakan jersey itu.

"Gila Pak Rony ganteng banget ya." Terdengar desas-desus dari para karyawan perempuan di belakang.

"Iya. Dia mau ga ya sama gue?"

Salma hanya menyimak obrolan dua gadis di belakangnya.

"Yeu pasti engga lah. Orang pacarnya Mba Flora."

"Emang masih? Tapi denger-denger nih ya Pak Rony lagi deket sama sekretarisnya."

"Hah? Si Salma itu? Aduh ga level deh. Katanya dia cuman lulusan SMA. Gimana coba keterima kerja di sini? Jadi sekretaris lagi." Sepertinya dua perempuan itu tidak menyadari keberadaan Salma di hadapan mereka.

Nabila mendengar itu semua. Ia mengusap tangan Salma berusaha menguatkan Kakak iparnya itu.

Senyuman tipis terukir di bibir Salma tanda ia baik-baik saja padahal dalam hatinya rapuh.

"Kalian bisa diem ga? Seru banget gosipin orang?" Flora menegur dua perempuan tadi dengan tegas.

"Eh maaf Mba Flora." Dua perempuan itu menunduk dan langsung bungkam.

"Gausah didengerin Sal." Ucap Flora sambil tersenyum mengusap lengan Salma.

Salma hanya tersenyum tipis. Mereka kembali fokus ke permainan yang sedang berlangsung.

Melophile [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang