"kita naik kereta k?" -kathrina
"taxi aja" -gita
"apa ga macet?" -kathrina
"iyah juga" -kathrina
langkah gita terhenti. Hhmmm benar juga apa yg dibilang anak ini
"iy udah naik kereta" -gita
"ok" kathrina
selama berjalan menuju stasiun kathrina hanya sibuk memegangi baju gita lebih tepatnya baju bagian belakang persis seperti anak kecil yang takut mamahnya hilang.
"ayo cepetan" -gita
lantaran khawatir semakin larut malam karena gita harus bulak balik mengantarkan kathrina, dia pun menggandeng tangan kathrina. bukannya romantis justru nampak terlihat lucu karena gita bisa melihat kathrina berusaha sebisa mungkin membuka matanya lebar-lebar.
"nanti di kereta tidur lagi" -gita
"iyah" -kathrina
.
.
.
di kereta
"1 2 3 4 stasiun, lumayan. mau tidur ga? -gita
"aku ga bisa tidur duduk begini" -kathrina
"iy udah nyender sini" -gita
sambil menunjuk pundaknya sendiri
"nanti banguninnya jangan dadakan" -kathrina
"hmmm" -gita
MRT melaju dengan cepat melewati satu persatu stasiun. Sambil terdiam menatap kursi kosong yang berada di depannya, gita kembali teringat bagaimana dia pertama kali bertemu dengan anak yang kini di sampingnya. Rasanya, bukan hal yang aneh jika kegiatan setiap hari kuliah, sanggar tari dengan segala jadwalnya yang sibuk selama bertahun-tahun tapi belakangan ini ada yang berbeda. Kathrina? anak ini kenapa harus selalu bersama dia dalam keadaan tidak sengaja. keberatan? tidak juga. Entah kenapa dia fine fine saja menerima anak ini dengan segala tingkahnya meski kadang dia tidak setuju dengan beberapa tindakan kathrina sangat manja terkesan terlalu mengandalkan orang lain, belum lagi kata-kata anak muda ini terbilang kasar jika sudah fokus bermain game. Namun dibalik semua itu bukan hak gita untuk membenci seseorang. Dia lebih memilih masa bodo tentang apapun disekitarnya. kathrina masih muda dia punya banyak waktu untuk jauh lebih baik.
"kathrina, ayo bangun" -gita
"kath" -gita memegang pundak kathrina
"hmm iyah. sampe?" -kathrina
"bentar lagi" -gita
"ooohh" -kathrina
"makasihnya manaa?" -gita
"hehehe..makasih k gita pundaknya" -kathrina
"sama-sama" -gita
.
.
.
"deket juga rumah kamu dari stasiun jalan kaki cukup" -gita
"kalau ga males" -kathrina
"jangan males dong. sehat ini" -gita
"maksudnya kalau pulang malam gitu kan takut juga k" -kathrina
"iyah juga sih" gita
tanpa disadari selama perjalanan dari stasiun ke rumah gita dan kathrina sangat asyik mengobrol. Sampai mereka tidak sadar kalau sudah berada di depan pintu gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
diam bukan berarti tak memperhatikan mu
Short StoryBisakah seseorang yg dingin, dan pendiam menjadi kakak bagi adik yang sangat nakal, rewel, dan manja?