sedangkan di tempat lain
malam ini dia menghubungi kaka managernya, selaku orang pertama yang perlu dikabari atas keputusannya. Ada yang perlu dibicarakan terkait keadaannya saat ini, tubuhnya yang bergetar setelah menangis kini sudah mulai tenang, tangan sang sahabat tidak henti henti merangkulnya untuk memberikan dukungan. sebagai teman dia berharap ada keajaiban yang dapat merubah keadaan menjadi lebih baik bagi sahabatnya ini.
setelah memastikan semua sudah tenang, barulah hp itu berbunyi menandakan telponnya terhubung ke kaka manager
sebagai orang yang terbilang belum lama jadi dia belum terlalu paham prosedurnya seperti apa jadi pertanyaan yang dia lontarkan adalah 'apakah boleh? apakah diizinkan?' dia menjelaskan sedetail mungkin tentang yang dia alami dan dirasakan belum lagi mentalnya juga mulai terganggu.
Mendapat kabar dari salah satu talentnya tentu manager sangat terkejut dan lebih terkejut lagi saat dia berencana mengambil keputusan yang sangat sakral. Tentu hal pertama yang dilakukan adalah penanganan, sang member ditawari pengobatan meski perlu waktu yang tidak sebentar. kedua manager berusaha menguatkan talentnya, kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi sehingga mari belajar dari pengalaman, kita perlu sabar dan terus berusaha, banyak orang yang mendukung.
Akhirnya sang manager memberikan penawaran agar member berpikir dulu, tenangin diri dan coba berpikir dengan kepala dingin.
"kaka bakal kasih kamu waktu, ga papa ga usah terburu-buru. yah"
"kamu ga sendirian, ada kita semua, staff, member, dan fans juga pastinya"
"kapan pun kamu butuh bantuan kita semua siap"
sang member menerima penawaran yang diberikan manager
telpon terputus
betul, waktu untuk berpikir itu justru menuntunnya teringat berjuangan diawal dia memulai semua ini. jarak yang tidak dekat, waktu yang tidak sebentar, tenaga yang tidak sedikit, belum lagi langkahnya masih sangat awal tapi kenapa keadaan harus begini. Hal ini membuatnya kembali menangis, antara jangan menyerah karena tidak mudah berada di sini atau pergi supaya tidak menyusahkan.
wajahnya kembali tertunduk sambil menahan kesedihannya. untung ada sang teman yang menemani meski pertemuan mereka sangat terbilang baru namun sepertinya setelah ini mereka akan sangat akrab
Indira, merangkul manda dan menuntunya untuk bersandar pada pundaknya
"kalau mamah tahu, takut disuruh pulang" -manda
"aku belum siap. aku masih mau berjuang di sini tapi aku takut kehadiran aku justru nyusahin" -manda
manda terus merancu dengan semua pikiran liarnya
.
.
belum kering air mata di pipi, mata manda terasa sangat berat, nampaknya sang mata meminta istirahat, dengan posisi yang cukup nyaman akhirnya manda tertidur.
melihat sudah waktunya istirahat, indira membenarkan posisinya, di rasa posisi manda aman, dia merapihkan alat pengaman yang ada di lutut temannya itu, terlihat sudah benar, dia pun memutuskan ikut tidur.
tidak ada berbicara banyak yang indira ucapkan malam ini, dia hanya bisa menemani dan mendengarkan semua apa yang manda ingin ungkapkan.
.
.
.
pagi harinya
di sekolahan ella
KAMU SEDANG MEMBACA
diam bukan berarti tak memperhatikan mu
Short StoryBisakah seseorang yg dingin, dan pendiam menjadi kakak bagi adik yang sangat nakal, rewel, dan manja?