Kathrina terus menatap sekeliling mencari tempat yang sudah diberikan
Kalau bukan karena kepentingan yang teramat tidak akan kathrina rela pergi sendirian seperti ini
Kakinya melangkah cepat, matanya terus terjaga ke sekeliling
"Kathrina"
Sang pemilik nama menengok dan sang pemanggil hanya tersenyum melihat orang yang dia minta benar-benar datang sendirian
"Keren" -chika bertepuk tangan
Kathrina hanya diam seakan menagih sesuatu
"Ayo" -chika
Kathrina mengikuti langkah chika
.
.
.
"Duduk" -chika
Chika yang sebelumnya sudah bertemu dengan kathrina selalu merasa gemas dengan sikap anak ini apalagi jika itu tentang gita. Maka tak lengkap jika tak mengusili, mmm semisal membuat anak ini cemburu.
Namun niat chika gagal saat melihat tatapan kathrina yang seakan berbicara sedih
Setelah cukup lama menatap minuman yang ada
"Aku boleh to the point?" -kathrina
Kali ini chika melihat sisi dewasa dari kathrina, chika membenarkan posisinya
"Silakan" -chika
"Ka chika, tahu ka gita mau grad. dari sanggar tari?" -kathrina tertunduk
Baru saja chika melihat sisi dewasa anak ini tapi setelah itu berubah menjadi kesedihan anak kecil
"Bukannya kamu yang harus lebih tahu?" -chika justru berbalik bertanya
Kathrina menggeleng
"Aku ga sepenting itu" -kathrina
"Why? Gita aja bisa sepenting itu buat kamu" -chika
Kathrina mengangkat kepalanya dan menatap chika seakan bertanya kenapa chika bisa tahu
"Ka gita sayang kamu, kan?" -chika
Tenggorokan kathrina terasa kering untuk menjawab. Sayang katanya? Bilang kangen saja tidak pernah? Bilang kathrina lucu di saat yang lain memuji saja tidak pernah apalagi sayang.
Chika melihat mata kathrina mulai berkaca-kaca
Pikiran kathrina seakan mengulang semua kejadian yang dulu-dulu, gita tidak pernah bilang sayang, gita tidak pernah bilang rindu, gita tidak pernah memeluk dirinya, gita tidak pernah menunjukkan sebuah tanda bahwa itu adalah sayang untuknya.
Belum lagi ucapan Adel terulang di telinga kathrina, apakah dirinya akan sama seperti adel meski dengan kasus yang berbeda
"Kamu tahu kan perjuangan gita gimana?" -chika
Kathrina menatap chika
"Di sanggar tari?" -chika
"Sedikit" -kathrina
"Di kampus?" -chika
Kathrina menggeleng
Chika menjelaskan bagaimana perjuangan temannya itu menjalani kuliah beserta sanggar tari. Tertinggal kemudian ditinggal, berawal sendirian kemudian menjadi sendiri di generasinya, sakit kemudian bangkit dari rasa sakit, bukan seminggu, bukan sebulan atau setahun tapi bertahun-tahun gita menjalani semuanya. Setiap kali ditanya apakah dia kesepian? Jawaban gita selalu
'aku introvert'
KAMU SEDANG MEMBACA
diam bukan berarti tak memperhatikan mu
Historia CortaBisakah seseorang yg dingin, dan pendiam menjadi kakak bagi adik yang sangat nakal, rewel, dan manja?