8. ENMESHED YORE

347 46 14
                                    

Siap atau tidak siap, pada hal yang tidak terduga memang harus dihadapi. Dia masih mengingat bagaimana kemarin malam itu menangisi seseorang. Lalu hari ini, orang itu ada di hadapannya.

Hal yang menjadi perhatian adalah genggaman tangan erat di sana. Ah ... dia pernah berada di posisi gadis cantik itu.

"Tidak disangka Sasu-kun berteman dengan pemilik roti ternama di Yamanashi." Sakura Haruno, yang telah resmi menjadi keluarga besar Uchiha, tersenyum semringah.

Sasu-kun?

"Pujian Anda terlalu berlebihan. Oh," Hinata menghindari kontak mata dua orang itu, memilih mengamati etalase yang berisi roti jenis fruit sando dengan harum kopi yang ditambah.

"Cobalah roti ini, jika kau suka aku akan membungkusnya." Tawarnya, dan dua orang itu menikmati dengan senyuman dan pujian. Melihat mereka bahagia membuatnya ikut tersenyum ... miris.

Sial, itu adalah roti kesukaan seseorang.

Orang itu ada di hadapannya sekarang, bersama dengan gadis cantik yang bukan dirinya.

"Rasanya tidak berubah, kau tahu apa yang terbaik. Aku ingin memesan persediaan fruit sando hari ini. Apa kau tidak keberatan Hi?"

Dia tersentak, sudah lama tidak mendengar panggilan itu. Rasanya begitu asing dan perasaan itu berbeda. Justru terdengar sangat menyebalkan di telinga.

"Jadi ini roti kesukaanmu, sepertinya aku akan sering ke mari dan membeli banyak hanya untukmu."

Selagi dua orang itu tertawa, dia merasa dunia begitu sempit di antara dua orang tengah mabuk asmara. Perasaan dirasa begitu sakit, namun tidak meninggalkan pilu seperti kemarin. Saat tengah menatap senyum lelaki itu. Ah ... dia bahkan bisa merasakan, kalau senyuman itu sangat berbeda saat bersamanya.

Ternyata aku tidak pernah mendapatkan bagian spesial darimu. Kau hanya menyimpan dan memberikan semua itu untuk orang lain.

"Biar aku gantikan, Anda mendapat telepon barusan." Jugo mengambil alih, menatap gadis itu tersentak. "Anda mendapatkan telepon, sepertinya saya tidak bisa menggantikan Anda menjawab telepon. Terdengar sangat penting."

Hinata segera tersadar dari pikirannya dan bergegas menuju meja kasir guna mengangkat telepon. Namun, saat gagang telepon mendarat tepat di telinga. Tidak ada panggilan apa-apa di sana. Ia menatap Jugo tengah melayani dua orang itu, memunggungi dirinya. Benar-benar sangat jauh dan indah.

Ternyata bulan dan matahari ketika bertemu, terlihat jauh lebih indah. Aku merasa seperti bintang yang dilupakan karena keindahan gerhana yang diciptakan.

◊◊◊◊

Suara desis menahan perih agak menyebalkan di dengar telinga.

Toneri bermuram durja menatap lelaki pirang di sebelahnya. Merasa kasihan namun kesal karena kelakuan bodoh Naruto. "Kau tidak harus sampai berbohong seperti itu, 'kan? Anggap saja balasan dari Tuhan karena kau berbohong."

Naruto mengolesi salep ke rahangnya, pukulan Sui benar-benar sakit. Seharusnya dia sadar kalau orang-orang seperti itu memiliki pukulan bukan main.

"Lelaki itu memotong ucapanku, maka dari itu dia mengambil kesimpulan demikian. Lagi pula aku benar-benar mencari kue ulang tahun."

"Kau mengatakan untuk kekasihmu, 'kan?" Toneri memutar kursinya, menatap tidak berselera.

"Bukan kekasihku, tapi kekasih kakakku! Ah sial ... ini sakit!"

Sebelum teriakan itu kembali terdengar, Toneri refleks mengambil kertas, meremas dan menyumpal ke dalam mulut Naruto. Di ruangan kantor hanya ada mereka berdua hari ini, karena sisanya turun ke lapangan. Seharusnya dia bisa mendapatkan pikiran yang tenang dan lanjut menulis naskah baru.

Enmeshed YoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang