12. Kupilih keduanya

1K 85 55
                                    

Jangan protes karena lama, segini aja udah uyuhan masih bisa ketulis,

Selamat membaca enjoy!!!!


Hari kepulangan dari Thailand

Raga dan Leana masih terbaring karena kelelahan akibat aktivitas sex nya tubuh mereka saja masih telanjang dan saling berpelukan,

Namun pagi pagi buta sebelum jadwal pulang sudah ada gedoran keras dipintu connecting,

Tok tok tok....

"Duh berisik banget sayang bukain iih" ucap Leana kesal karena tidurnya diganggu,

Tok tok tok....

"Ayang bangun itu bukain pintu babi..." ceplos Leana, Raga baru tersenyum dan membuka matanya, dengan gontai dia bangun memakai handuk lilit saja sepinggang,

"Iya bentar bib berisik banget sih lu" ucap Raga sambil nguap dan menggaruk kepalanya pas buka pintu,

Ceklek..

"Napa Bib?"

"Anak lu" seketika dia langsung membuka matanya dengan sempurna ketika mendengar nama Langit disebut

"Hah kenapa Langit?" teriak Raga, Leana pun sampai bangun

"Dia kecelakaan"

"Whaaaaat" Raga terbelalak, shock panik dan lain sebagainnya.

Kira kira begitu pagi pagi buta Habibie membangunkan tidur Leana dan Raga setelah semalaman dimalam terakhir mereka bertempur di ranjang,

Berakhir kaget karena Raga mendapat informasi kalau anaknya kecelakaan, memang setelah mendapatkan info Raga tak diam dia langsung segera berkemas untuk segera pulang,

Bukan hanya Raga, Leana, Habibie, dan Miranda juga mereka dadakan pulang padahal penerbangan mereka siang hari, jadi Leana mencoba menenangkan Raga dulu selama menunggu penerbangan nya,

Dia sangat gelisah sarapan pagipun tidak, hanya minum jus saja padahal Leana sudah siapkan dari pihak hotel namun Raga kepikiran terus dengan Langit,

Sempat Raga menghubungi istrinya namun tak aktif karena setelah ada info ke Habibie juga nomor Delima malah tak aktif sama sekali, entah ponsel nya kenapa atau lowbatt tak tahu,

Sampai pada akhirnya penerbangan mereka sudah waktunya take off, dan Raga beserta teman temannya langsung pergi, namun selama perjalanan pulang dia sangat gelisah wajahnya sulit diartikan oleh Leana,

Selama perjalanan pula Leana mencoba menenangkannya,

"Sayang....sudah yang tenang dulu" ucap Leana menggenggam tangan Raga yang sedari tadi tak berhenti mengepal membuka telapak tangannya sambil lututnya tak mau diam,

Dia dalam pesawat pun seperti itu,

"Aku takut kenapa napa sama Langit sayang" ucap Raga melihat Leana, wajah takut itu Leana tahu karena sama ketika ketakutan saat Arlen dinyatakan meninggal didalam perut,

"Hei look at me, Langit akan baik baik aja percaya ya sama aku yah" Leana mengusap pipi Raga mencoba meyakinkan, Raga langsung menatap teduh dan memeluk Leana,

"Aku gak bisa maafin diriku kalau Langit kenapa napa, aku sudah kehilangan kakak nya Langit aku juga gak mau kehilangan dia"

Deg!...

Leana malah menitikan airmatanya mendengar anaknya masih saja di akui sangat dalam oleh Raga, Leana mengusap airmatanya dan mengelus pundak Raga,

"Ssst..... tenangin dulu yah sayang sebentar lagi kita sampai" ucap Leana menangkup kedua pipi Raga dan mengecup kening Raga lama, lalu sedikit membenarkan rambut Raga yang acak acakan,

We are not over, yet {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang